PENDAPATAN DAERAH BARITO TIMUR TELAH TERREALISASI 32 PERSEN

oleh -
oleh
PENDAPATAN DAERAH BARITO TIMUR TELAH TERREALISASI 32 PERSEN 1
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Barito Timur, Misnohartaku

Tamiang Layang (Dayak News)– Terhitung per 31 Mei 2022, realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2022 Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah mencapai 32 persen.

“Dari target pagu anggaran sebesar Rp.906,080 miliar yang sudah direalisasikan per 31 Mei 2022, pendapatannya sebesar Rp289,306 miliar atau kurang lebih 32 persen,”kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Barito Timur, Misnohartaku di Tamiang Layang, Sabtu (11/6/2022).

Ia mengatakan, realisasi pendapatan daerah tersebut terdiri dari realisasi pendapatan asli daerah, realisasi pendapatan transfer dan lain-lain pendataan daerah yang sah, dimana realisasi pendapatan asli daerah mencapai 22 persen atau telah direalisasikan sebesar Rp23,735 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp101,120 miliar, katanya.

Selanjutnya, realisasi pendapatan transfer mencapai 34 persen atau Rp265,571 miliar dari pagu Rp780,916 miliar. Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah belum ada capaian realisasi dari pagu sebesar Rp15,044 miliar, imbuhnya.

Sementara itu, untuk realisasi belanja sebesar 16 persen atau sudah direalisasikan sebesar Rp147,55 miliar dari pagu sebesar Rp945,680 miliar. Realisasi belanja itu terdiri dari perhitungan realisasi belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer, dan realisasi belanja operasional sebesar 18 persen atau sudah direalisasikan sebesar Rp112,56 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp633,854 miliar. Realisasi belanja modal dari pagu sebesar Rp109,037 miliar hanya terealisasi Rp356,246 juta.

Dikatakan dia, khusus untuk realisasi belanja tidak terduga mencapai 23 persen atau sudah direalisasikan sebesar Rp11,688 miliar dari target Rp50 miliar. Sedangkan realisasi belanja transfer mencapai 15 persen atau sudah direalisasikan sebesar Rp22,945 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp152,787 miliar.

Pada kesempatan itu, Misno mengatakan ada beberapa penyebab yang membuat angka realisasi belanja daerah sangat rendah diantaranya keterlambatan proses lelang barang dan jasa karena adanya penyesuaian pajak yang semula 10 persen menjadi 11 persen sehingga menunda lelang karena harus dilakukan perhitungan ulang dalam perencanaan belanja modal. “Kita tetap optimis realisasi pendapatan daerah dan belanja daerah akan tercapai,” pungkasnya. (ani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.