BI TETAP USAHAKAN INFLASI INTI DI BAWAH 4 PERSEN HINGGA 2023

oleh -
oleh
BI TETAP USAHAKAN INFLASI INTI DI BAWAH 4 PERSEN HINGGA 2023 1
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.

Jakarta (Dayak News) – Hasil Rapat Bulanan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Kamis siang (22/9), tetap mengupayakan agar tekanan Inflasi Inti berada di bawah 4,0 persen. Rapat bulanan ini disiarkan melalui kanal resmi YouTube BI yang dihadiri oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan para deputinya.

Inflasi Inti sebagaimana dijelaskan oleh Perry Warjiyo dalam catatannya, merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan ​inflasi dan ini dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: Interaksi permintaan-penawaran. Juga oleh pengaruh eksternal seperti dari nilai tukar mata uang, harga komoditas internasional, dan inflasi yang dialami pula oleh mitra-mitra dagang Indonesia.

Sebagaimana diketahui imbas dari kenaikan harga BBM oleh keputusan pengelola negara akhir-akhir ini, menyebabkan peningkatan inflasi di bulan Agustus 2022. Untuk itu Dewan Gubernur BI terus akan mengupayakan bersinergi dengan para pihak pengampu kebijakan di bidang produksi dan perdagangan juga pemerintah daerah untuk bisa menekan laju inflasi inti ini tetap berada di bawah 4,0 persen yang menjadi target hingga kuartal ketiga tahun 2023 ke depan.

Sedangkan diumumkan pula oleh hasil rapat bahwa angka pertumbuhan ekonomi dunia masih diramalkan terdepresiasi karena gejolak situasi politik dan gangguan distribusi rantai pasokan akibat konflik. Indonesia masih mencatat angka pertumbuhan 5,44 persen hingga triwulan II tahun 2022 ini. Sedangkan proyeksi untuk tahun depan diupayakan di atas 3,0 persen. Tiongkok sebagai perbandingan negara mitra Indonesia yang mencapai pertumbuhan 3,2 persen tahun ini dan diramalkan akan tumbuh di atas 4,0 persen tahun depan.

Dalam rilisnya bulan Agustus BI mengumumkan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada triwulan II 2022, di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat. Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01 persen (yoy).

BACA JUGA :  BRANDING HAL YANG PENTING DALAM PEMASARAN PRODUK

Akselerasi kinerja ekonomi ditopang oleh permintaan domestik yang terus meningkat, terutama konsumsi rumah tangga, dan kinerja ekspor yang tetap tinggi. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada peningkatan pertumbuhan mayoritas lapangan usaha dan di seluruh wilayah.

Ke depan, perbaikan ekonomi Indonesia diprakirakan masih berlanjut, didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun demikian, dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2022 didukung oleh hampir seluruh komponennya. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,51 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,34 persen (yoy).

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan semakin longgarnya kebijakan pembatasan mobilitas dan aktivitas terkait perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Investasi tumbuh melambat sebesar 3,07 persen (yoy), terutama investasi bangunan, di tengah kinerja investasi nonbangunan yang tetap baik.

Sementara itu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi sebesar 5,24 persen (yoy) terutama bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) sejalan dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19.

Pertumbuhan ekspor tercatat meningkat sebesar 19,74 persen (yoy), ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat. Sementara itu, impor tumbuh tinggi sebesar 12,34 persen (yoy) sejalan dengan kinerja permintaan domestik dan ekspor yang membaik.

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja hampir seluruh LU pada triwulan II 2022 menunjukkan berlanjutnya perbaikan ekonomi. Perbaikan itu terutama didorong oleh beberapa LU seperti Industri Pengolahan, Transportasi dan Pergudangan, serta Perdagangan Besar dan Eceran.

BACA JUGA :  Klarifikasi KpwBI Soal Wartawan "Diusir"

Sementara itu, LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi didorong oleh pelonggaran syarat perjalanan dan peningkatan aktivitas terkait perayaan HBKN. Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh peningkatan pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra). (CPS/mitraBI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.