Medan, (Dayak News) – Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG di akhir pekan ini mengalami pemulihan, setelah sempat terpuruk cukup dalam sepekan perdagangan terakhir. I
Pengamat ekonomi Gunawan Benyamin menyebutkan IHSG menutup pekan ini di zona hijau dengan penguatan 1.71% di level 6.678,24. Penguatan IHSG tidak sendirian, karena sejumlah bursa di asia juga diperdagangkan menguat pada akhir pekan ini, setelah sempat terpuruk cukup dalam sebelumnya.
Rupiah justru bernasib berbeda dengan IHSG. Sekalipun sempat mengalami tekanan dan ditutup di teritori negatif. Namun mata uang Garuda ini sendiri justru mampu menorehkan kinerja lebih baik, karena kebangkrutan sejumlah Bank di AS yang menjalar ke Eropa justru menjadi angin segar bagi Rupiah. Lihat saja Rupiah diperdagangkan menguat dikisaran 15.357 per US Dolar pada sesi perdagangan jumat sore.
“Disisi lain, harga emas dunia menorehkan kinerja yang sangat bagus selama sepekan terakhir,* kata Benyamin saat berbicara kepada media ini, Sabtu 18/2/2023.
Akhir pekan ini harga emas berada dikisaran $1.928 per ons troy. Kenaikan harga emas selama sepekan terakhir tentunya menjadi kabar yang menggembirakan bagi yang punya emas. Saat ini harga emas ditransaksikan dikisaran Rp 955 ribu per gram.
Penguatan kinerja pasar keuangan di akhir pekan menurut Benyamin belum sepenuhnya mencerminkan kondisi pasar yang sudah mengalami pemulihan. Sejumlah masalah mendasar seperti kebangkrutan yang terjadi pada perbankan yang ada di Amerika Serikat dan Eropa, masih menyisakan kekuatiran akan kemungkinan tekanan yang lebih besar atau kebangkrutan lain yang bisa saja terjadi.
“Saya menilai kinerja bursa saham yang menguat di akhir pekan lebih merupakan penguatan secara teknikal. Pasar saham sudah mengalami jenuh jual, sehingga ada pembalikan pada pasar saham secara teknikal. Namun secara fundamental pasar keuangan khususnya saham, belum sepenuhnya bebas dari resiko kemungkinan adanya kebangkrutan baru pada sistem keuangan global,” papar analis pasar ini.
*Dengan penguatan kinerja pasar keuangan di akhir pekan ini. Kita justru lantas menyimpulkan,. ancaman atau tekanan di pasar keuangan telah sepenuhnya hilang. Meski di Indonesia tidak mengalami kebangkrutan seperti terjadi di perbankan AS. Akan tetapi sentimen buruk yang terjadi di negara lain kerap menyebar dan membuat kinerja pasar keuangan di tanah air tertekan” imbuh Benyamin.(BA/Del)