Oleh : Christian P. Sidenden
Dayak News – Ekonomi ekstraktif menurut link https://www.forestdigest.com/detail/1498/apa-itu-ekonomi-ekstraktif adalah jenis pembangunan ekonomi dengan jalan mengeruk sumber daya alam (SDA): baik itu tambang, lahan, kayu, juga laut. Tentunya jika bicara bumi Kalimantan maka termasuk sungai juga.
Kalimantan Tengah (Kalteng) adalah termasuk salah satu provinsi di Indonesia yang sangat mengandalkan jenis ekonomi ekstraktif ini. Apakah daerah ini dapat menggeser model ekonomi tersebut untuk diganti dengan ekonomi produktif yang mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif?
SDA yang dieksploitasi seperti sekarang, suatu saat akan habis jika tidak diimbangi dengan investasi SDM untuk mulai mengubah model ekonomi ke arah yang lebih produktif. Inilah tantangan daerah ini yang harus dipikirkan dan diambil langkah konstruktif beberapa tahun ke depan.
Kehadiran Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) di Kalteng merupakan salah satu pilar untuk mendorong peralihan gerak ekonomi daerah ini dari yang eksploitatif pada sudut SDA-nya menjadi yang produktif pada sudut SDM-nya. Sebab investasi pada yang kedua inilah yang dirasa dan diyakini akan berlangsung lebih kontinu dan berkesinambungan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Konsern dan perhatian KpwBI dari yang selama ini diperhatikan oleh Dayak News, saat tergabung dalam grup Whatsapp Mitra Pers-BI, memperlihatkan komitmen yang kuat mendukung tumbuhnya ekonomi produktif berbasis kearifan lokal daerah ini. Semisal, dukungan KpwBI terhadap tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak diragukan lagi. Begitu pula dengan gencarnya KpwBI untuk mengajak generasi muda daerah ini untuk membuka bidang kewirausahaan melalui wadah Generasi Muda Bank Indonesia atau GenBI.
Keterlibatan KpwBI dalam keikutsertaannya pada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga tidak sedikit berkontribusi bagi upaya kuat membebaskan daerah ini dari ketergantungan bahan pangan dari daerah lain yang sering memicu laju inflasi atau lonjakan bahan pangan atau yang diistilahkan Volatile Foods.
Meskipun begitu, KpwBI tidak dapat bekerja sendiri dalam geliat dan upaya mendorong pergeseran basis ekonomi ke arah yang lebih produktif ini, jika elemen pemerintah daerah dan masyarakat di daerah ini tidak membantu sinergis.
Pertanyaan yang harus diajukan di sini, ialah mengapa basis ekonomi daerah ini harus diarahkan ke sektor-sektor produktif dan mulai mengurangi tumpuan pada model ekonomi ekstraktif itu? Sebab seperti yang sering dikemukakan oleh para pakar ekonom bahwa suatu daerah yang hanya mengandalkan ekonomi ekstraktif yang mengeksploitasi SDA-nya melulu, akan dikutuk tidak pernah keluar dari lingkar kemiskinan dan pemiskinan. Pemikiran menjual barang mentah (raw materials) yang tidak seberapa memiliki nilai tambah di mana jumlah ketersediaan bahan baku suatu saat akan habis, jelas akan bermuara pada kemiskinan dan pemiskinan. Terlebih jika keadaan ini tidak dibarengi dengan diimbangi pada investasi SDM-nya yang dapat memberikan nilai tambah dari hasil eksploitasi SDA secara mentah begitu saja.
Hal seperti itulah yang menurut Dayak News menjadi krusial dari upaya dan program kerja KpwBI, jika diamati, berada di daerah ini setelah sekian puluh tahun. Selain dari tugas-tugas umum dari BI menjaga kestabilan nilai tukar uang, mengawasi kinerja perbankan, memperlancar arus sistem pembayaran, maka tidak kalah penting adalah mendorong ekonomi daerah ini lebih kompetitif dengan kerja produktif dari masyarakatnya guna meningkatkan produktifitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke arah meningkatnya pertumbuhan sektor-sektor riil, produksi pertanian dan perkebunan, industri kreatif dan jasa pariwisata, serta juga manufaktur.
Maka peran pemerintah daerah melalui kebijakan dan kemudahan berinvestasi pada sektor-sektor itu yang diharapkan mendukung keberadaan KpwBI dan tugasnya. Begitu juga dengan perubahan pola pikir (mindset) masyarakat untuk mulai berkarya dengan lebih produktif dan inovatif. Sebelum nanti terlambat untuk beralih kepada model ekonomi yang produktif.
Untuk memulai perjalanan ke tujuan tersebut maka tiada lain pendidikan dan pencerdasan masyarakat adalah kunci utama. Begitu pula prasyarat bagi pendidikan di semua level di daerah ini maju, maka kesehatan warga masyarakatnya juga harus lebih diperkuat dan dipelihara. Jika pemimpin daerah ini tidak memperhatikan kedua hal pokok ini maka kemajuan ekonomi dan pembangunan daerah akan tertunda atau tersendat-sendat.
Untuk itulah program kerja KpwBI di daerah ini juga turut andil dalam peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan. Antara lain dengan membantu sarana belajar mengajar bagi sekolah-sekolah seperti buku-buku, penyediaan perpustakaan mini dan alat tulis menulis. Meskipun itu bukan tugas pokok KpwBI, tetapi kantor juga menyadari keterlibatan itu akan juga kembali mendukung tugas pokoknya dalam jangka panjang secara efek bergulir.
Program kegiatan apa saja yang dilakukan oleh KpwBI dalam membantu dan mempermudah bergulirnya ekonomi produktif di masyarakat? Salah satunya adalah dengan menggalakkan penggunaan aplikasi pembayaran non tunai atau secara digital yaitu melalui aplikasi-aplikasi BI Fast dan QRIS. Dengan kedua aplikasi ini maka pelaku-pelaku dunia usaha UMKM terbantu untuk mempermudah tiap transaksi secara digital terkoneksi dengan internet banking. Dengan begitu sekaligus KpwBI telah menjalankan tugasnya memperlancar sistem pembayaran dan mempercepat peredaran uang yang memperbesar volume neraca keuangan.
Seperti diagram yang dibuat oleh KpwBI di bawah ini, menunjukkan alur prosedur pembayaran dengan aplikasi BI Fast dan QRIS dan jenis-jenis usaha yang telah menggunakan aplikasi pembayaran non tunai (lihat diagram).
Bisnis dan dunia kewirausahaan bukan lagi sesuatu yang sulit untuk dipikirkan ketika masyarakat memiliki berbagai ide kreatif untuk memulai usaha produktif. Sehingga setelah ada niat dan keinginan maka memulai usaha itu juga masih menjadi bidang dukungan dari KpwBI dalam memberikan bantuan asistensi dan pembinaan, tentunya dengan proposal yang diajukan oleh para wirausahawan lebih dulu.
Pada akhirnya kehadiran dan bagian dari tugas KpwBI untuk daerah Kalteng sangat vital bukan saja dalam pokok keuangan dan perbankan melainkan turut membantu pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus mengembangkan kapasitas perekonomian yang produktif dengan mengutamakan produksi dan peningkatan mutu SDM di daerah ini. Masyarakat daerah yang tidak sekedar mengkonsumsi hasil-hasil dari daerah lain tetapi yang bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri. (Christian P. Sidenden, Redaktur pada media Dayak News)