Palangka Raya (Dayak News) – Sejak awal diresmikan pengedarannya pada tanggal 18 Agustus 2022, Bank Indonesia hingga kini belum mendapatkan temuan atas uang palsu (Upal) baik dari kegiatan Pengolahan Uang, Loket Penukaran Uang maupun pengajuan dari Bank Umum.
Hal ini ditegaskan sendiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalteng, Yura Djalins, Selasa (11/10).
Salah satu tujuan dari pengedaran uang Rupiah TE’22 diantaranya adalah sebagai bentuk respon BI atas keinginan masyarakat agar uang rupiah yang ada saat ini memiliki security features yang lebih andal, desain yang lebih menarik, mudah disimpan dalam kemasan dan durabilitas bahan uang yang lebih baik sehingga kualitas uang yang beredar lebih tahan lama.
Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap uang emisi 2022 ini, sepanjang ciri-ciri pengaman pada bahan uang dan unsur pengaman pada teknik cetaknya masih dapat diketahui, maka kita tidak perlu ragu menggunakan uang tersebut yang tingkat pengamanannya lebih baik dari sebelumnya.
Terkait dengan spesifikasi detail uang Rupiah emisi 2022 maupun uang-uang yang masih berlaku dalam peredaran, masyarakat luas dapat mengunjungi laman https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Default.aspx untuk mengetahui lebih jauh terkait dengan ciri-ciri keaslian pada uang Rupiah. Di samping itu, sebagai upaya mitigasi peredaran Upal di masyarakat, hendaknya kita mengetahui beberapa hal yang juga dapat kita pelajari baik, yaitu saat bertransaksi maupun setelah bertransaksi. Hal tersebut dapat kita lihat juga pada laman https://www.bi.go.id/id/rupiah/pencegahan-rupiah-palsu/Default.aspx.
Semoga dengan mengetahui ciri-ciri keaslian rupiah dan bagaimana upaya untuk memitigasi peredaran Upal kita dapat terhindar dari kerugian akibat peredaran Upal.
Selanjutnya upaya yang dilakukan oleh KPw BI Kalteng untuk menginformasikan dan mengedukasi masyarakat luas akan uang baru beserta unsur-unsur pengaman beserta cara merawat uang rupiah, telah dilakukan sosialisasi secara massif dan rutin melalui gerakan Kalteng Berbicara (Bersama belajar Inflasi, Cinta-Bangga-Paham Rupiah dan Digitalisasi Pembayaran) kepada seluruh lapisan masyarakat mulai dari peserta didik (SD, SMP, SMA), perkumpulan ibu-ibu, ASN dan lain-lain yang bertujuan agar semua kalangan dimaksud dapat mengetahui Rupiah dengan lebih baik.
Terkait dengan masih kurangnya mesin ajungan tunai mandiri (ATM) memberikan edisi uang baru, Yura menjelaskan bahwa komposisi uang emisi lama di setiap bank umum saat ini masih lebih banyak jika dibandingkan dengan emisi yang baru. Uang-uang ini tentu masih dapat didistribusikan kepada masyarakat, baik secara tunai di setiap loket perbankan maupun di setiap mesin ATM perbankan.
Masyarakat mungkin melihat bahwa peredaran uang Rupiah emisi 2022 masih sedikit melalui mesin ATM, hal ini terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:
- Penggantian emisi uang yang disediakan ATM menurut bank adalah sesuai instruksi dari Kantor Pusat, sehingga perbankan masih menunggu komando dari masing-masing pusatnya;
- Mesin-mesin ATM disediakan oleh berbagai macam vendor, karenanya kantor pusat bank umum pemilik mesin juga masih menunggu upgrading software dari masing-masing vendor;
- Cartridge uang pada mesin ATM saat ini menurut bank, mesti diganti menyesuaikan dimensi ukuran uang emisi baru, karenanya setiap ada pergantian emisi, perlu waktu untuk mengakomodir penyesuaian untuk bentuk dan ukuran uang;
- Di Palangka Raya sendiri, sebenarnya sudah ada beberapa bank yang menyediakan ATM uang emisi baru namun masih terbatas pada ATM on premises yakni ATM di dekat kantor-kantor Cabang saja.
Hingga kini, uang baru hingga bulan Oktober berjalan telah diedarkan sebanyak Rp442,6 Miliar khusus di Kalteng. Sedangkan secara nasional uang yang beredar pada semester 1-2022 adalah sebesar Rp5.541 Triliun. (CPS/mitraBI)