Kuala Kurun, 28/1/2021 (Dayak News). Wisata alam air terjun Batu Mahasur untuk sementara akan dijadikan spot utama dan ikon wisata alam Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Dengan itu pengelolaan dan pengembangan fasilitas nantinya, harus sesuai dengan rencana induk yang sudah dirancang dan di susun pada akhir tahun 2020, dan ini merupakan langkah awal untuk di implementasikan, sekalipun dalam waktu yang cukup lama, tutur Eigh Manto, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (26/1/2021), siang.
Ia mengatakan, objek wisata air terjun Batu Mahasur berada di lokasi yang strategis, tepat di pusat Kota Kuala Kurun, sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung, maka objek wisata tersebut menjadi andalan dan ikon utama yang di harapkan nanti. “Banyak wisatawan yang menjadikan tempat ini sebagai tujuan wisata favorit, baik lokal maupun dari luar”, ungkap Eigh Manto.
“Tempat obyek wisata alam itu sendiri kita lebih fokus, karena air terjun Batu Mahasur adalah spot yang kita anggap representatif yakni jarak tempuhnya yang dekat dan berada di Ibu Kota Kabupaten Gunung Mas” terang Eigh Manto.
Lanjutnya, “untuk langkah-langkah persiapan mengenai pentingnya susunan Rencana Induk (Masterplan) kawasan wisata air terjun Batu Mahasur bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata, isu strategis pengembangan pariwisata, analisis pengembangan daya tarik wisata dan rekomendasi perencanaan kawasan wisata guna meningkatkan kualitasnya dengan memperhatikan aspek pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Untuk kedepannya air terjun Batu Mahasur itu juga bisa dijadikan objek wisata yang sangat unik, yang artinya tempat wisata alam yang berada di daerah perbukitan, tebing tinggi , hamparan sungai dan letaknya pun tidak jauh dari Ibu Kota Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas.
Untuk rencana pengembangan fasilitas dan pembangunan rumah atau pondok wisata air terjun Batu Mahasur, nantinya sesuai dengan konsep Masterplan yang sudah dibuat dan disusun, “maka dari itu rumah pondok itu kami konsepkan untuk wisata keluarga sebagai atraksi utama, dimana nantinya akan kita bentuk sesuai dengan desain konsep yang ada”, jelasnya.
Eigh Manto menerangkan juga, untuk anggaran pembangunan objek wisata sendiri sangat relatif dan membutuhkan dana yang cukup besar. “Dikonsep kami sendiri, kami menginginkan pembangunan pariwisata itu berada di Dinas Budparpora sebagai leading sektor, akan tetapi bukan berarti menjadi tanggung jawab sepenuhnya dan itu dikerjakan secara lintas sektoral”, ujarnya.
“Diakhir tahun 2020 kami sudah membentuk Tim dan itu sudah disetujui unsur pimpinan dan sudah diterbitkan SK Tim Terpadu Percepatan Pembangunan Pariwisata diwilayah Kabupaten Gunung Mas”, jelas Eigh Manto. (AI/Den)