WARGA SEPAKAT PECAT KADES DI KAPUAS, KALTENG

oleh -
oleh
WARGA SEPAKAT PECAT KADES DI KAPUAS, KALTENG 1
Rapat dengar pendapat warga desa Lapetan dihadiri Dayak News.

Kuala Kapuas, 5/4/2020 (Dayak News). Oknum Kepala Desa (Kades) Lapetan, Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) berinisial S, diprotes keras oleh warga desanya, akibat jarang ngantor di desa.

Hal itu terungkap dalam rapat aparatur desa dan tokoh masyarakat Desa Lapetan, Sabtu (4/4/2020). Dalam rapat itu diundang juga Wartawan Dayak News dan tim pengawasan swadaya penggunaan Dana Desa (DD).

Warga mengungkapkan dalam rapat itu, kemarahan mereka merupakan curahan hati kepada pers, karena Kades S tersebut, sudah berapa bulan terakhir tidak nongol menjalankan tugasnya memimpin desa itu. Lapetan sendiri merupakan desa pemekaran dari Desa Tumbang Muroi, di pinggiran Sungai Muroi, anak Sungai Kapuas. Desa Lapetan diresmikan oleh Bupati Ben Brahim S. Bahat, pada 7 Juli 2013 lalu.

Pemilihan Kades oknum S pada tahun 2017 lalu, sangat diharapkan warga desa yang terpencil dan terisolasi itu, bisa membawa perubahan ke arah desa yang layak dan manusiawi.

WARGA SEPAKAT PECAT KADES DI KAPUAS, KALTENG 2

Diketahui dari obrolan dengan beberapa orang warga desa, Kades S itu lebih banyak berada di Kuala Kapuas, menyewa barak. Jika ke desa, menurut warga hanya datang satu dua hari dan setelah itu pulang lagi ke Kuala Kapuas.

Sejak oknum Kades S itu memimpin, warga juga mempertanyakan pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa (berturut-turut 2017, 2018, dan 2019) yang tidak jelas segi pemanfaatannya.

Warga Lapetan sudah melaporkan tindak tanduk dari oknum Kades S ini ke instansi pemerintah di atasnya, termasuk pihak Kecamatan Mentangai dan Bagian Pemerintahan Kantor Setda Kapuas, tetapi tidak digubris hingga kini.

Akses menuju Desa Lapetan itu dari jalan poros Palangka Raya – Timpah, lalu menaiki perahu klotok dari pelabuhan Desa Aruk-Timpah, menyusuri Sungai Muroi ke hilir, sekitar 1,5 jam perjalanan. Belum tembusnya akses jalan darat baik dari Kecamatan Timpah maupun dari Kecamatan Mentangai, memang dinilai Dayak News sangat memprihatinkan. Akses sinyal seluler phone juga tidak ada sehingga komunikasi tidak lancar.

BACA JUGA :  GAGAL, DEMO CABUT PERWALI KOTA NOMOR 25 TAHUN 2020

Mungkin dengan pemberitaan ini, pemerintah daerah Kapuas perlu lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur ke wilayah terpencil dan terisolasi ini. (CPS/BBU).

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.