GUBERNUR KALTENG KUNJUNGI PASIEN PASIEN DAMPAK KARHUTLA DI RSUD PULANG PISAU

oleh -
oleh
GUBERNUR KALTENG KUNJUNGI PASIEN PASIEN DAMPAK KARHUTLA DI RSUD PULANG PISAU 1

Pulang Pisau, 17/9/19 (Dayak News). Pasien dampak korbam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pulang Pisau (Pulpis) mendapat perhatian Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H.Sugianto Sabran.

Usai pimpin rapat terkait upaya pencegahan dan penanganan Karhutla dan melakukan peninjauan ke posko Satuan Tugas (Satgas) siaga bencana Karhutla di Kabupaten Kapuas, Senin (16/9/19) malam, Gubernur beserta rombongan langsung bertolak ke Kabupaten Pulpis ,Senin, (17/9) pagi.

Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai saat merapat di Pulpis langsung menuju ke RSUD di Jalan. W.A.D Duha Komp. Perkantoran Rey IV, Mantaren I, Kahayan Hilir guna melihat kondisi masyarakat yang terpapar asap akibat dari dampak Karhutla.

Gubernur Kalteng mendengarkan satu-persatu keluhan dari warganya yang menjadi korban dari kabut asap yang semakin pekat dan harus mendapatkan perawatan di RSUD Pulpis.

Turut hadir mendampingi Bupati Pulpis Edy Pratowo beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Pulpis terkait, Kepala Dinas Kehutanan Prov. Kalteng, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Kalteng, Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Kalteng, Kepala Dinas Pertanian Prov. Kalteng, serta pejabat terkait lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng dr. Suyuti Syamsul menjelaskan, Ispa dari sistem kewaspadaan dini tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Jadi dari sisi kesehatan belum memenuhi syarat untuk menaikan status menjadi kejadian luar biasa (KLB).

“Ispa itu sampai sekarang dari sistem kewaspadaan dini kita tidak ada peningkatan signifikan, naiknya dari minggu ke minggu itu sekitar 10%, maka sebetulnya dari sisi kesehatan itu tidak ada syarat untuk menaikan status menjadi KLB,” kata dr.Suyuti.

Lebih lanjut Suyuti menjelaskan, tapi kesehatan itu hanya salah satu syarat, “Ada 11 syarat dan kalkulasi kita kemarin sebetulnya ada 10 terpenuhi, padahal cukup 5 jadi sebetulnya sudah layak dinyatakan tanggap darurat bencana, tapi ada syarat lagi, harus ada kabupaten kota minimal 1 kabupaten atau 2 kota yang menyatakan,” lanjutnya.

“Tetapi meskipun belum sampai tanggap darurat, tapi perlakuan kita ke masyarakat kan sudah seperti itu, contoh kita sudah siapkan rumah singgah, kemudian pembebasan biaya, pembebasan biaya kan di Kalteng ini sekitar 20% yang belum punya BPJS, jadi yang prioritas yang 20% itu,” tuturnya.

Suyuti menerangkan Ispa terbanyak ada di Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulpis dan Kotawaringin Timur.

“Cuma tidak bisa ditarik kesimpulan dari sisi persentase, kenapa? Jumlah penduduk Sampit hampir dua kali lipat dari jumlah penduduk Palangka Raya, bisa tiga kali lipat dari Pulpis, jadi totalnya itu rata-rata dalam minggu terakhir ini 2.800 yang terkena ISPA,” paparnya.

“Tetapi saya perlu menggarisbawahi yang terkena ISPA itu yang melapor melalui sistem kita di Puskesmas, Rumah Sakit dan yang terkena Ispa berobat sendiri tidak terlapor. Untuk rentang usia yang paling banyak itu anak-anak dan lansia,” ujarnya. (Dayak News/Adv/PR/Den/BBU).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.