PONTIANAK, Dayak News. Puluhan orang perwakilan masyarakat Desa Buduk Sempadang Kecamtan Selakau Timur Kabupaten Sambas mendatangi kantor perwakilanDPD RI di Pontianak pada Selasa (10/2/197).
Warga mendatangi kantor perwakilan DPD untuk menyampaikan nasib desa mereka yang hingga saat ini belummendapat atau belum dialiri listrik baik dari PLN maupun dari pemerintah.
Hal itu dikatakan Amirudin bersama Juwanda S TP tokoh pemuda Desa Buduk Sempadang Kecamatan Selakau Timur kepada wartawan usai melakukan audiensi dengan staf perwakilan DPD RI di Pontianak pada Selasa(10/2/19).
Ia mengataka, pihaknya mendatangi kantor perwakilan DPD RI di Kota Pontianak yaitu untuk menyampaikan satu persoalan yang dihadapimasyarakat Desa Buduk Sempadan. Dimana hingga saat ini desa Buduk Sempadan kecamatan Selakau Timur kabupaten Sambas selama 30 tahun terakhir ini belum ada aliran listrik.
Selama ini untuk penerangan masyarakat hanya mengandalkan listrik dari genset dan lampu petromak atau lampu badai. Sementara biaya operasionalgenset untuk listrik cukup mahal yaitu setiap warga harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 500 ribu per bulan untuk membeli BBM solar dan ditambah biaya pemeliharaan genset.
Untuk mendapatkan aliran listrik ini, masyarakat sudah berjuang selama 20 tahun agar listrik dapat masuk ke desa Buduk Semepadang. Warga sudahbeberapa kali mendatangi Bupati Sambas dan ke pihak PLN, namun jawaban yang diterima hanya disuruh menunggu dan bersabar.
Untuk itulah warga atau perwakilan masyarakat mengadu ke DPD RI melalui kantor perkwakilan Kalbar. Warga meminta kepada ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) untuk membantu memperjuangkan agar listrik bisa masuk ke desa Buduk Sempadan.
Untuk mempermudah listrik masuk ke desa, masyarakat siap untukmembantu mengangkut tiang listrik secara swadaya jika pemerintah atau PLN tidak mampu megangkut.
Selain itu, warga juga bersedia membantu membeli tiang listrik jika Pemda dan PLN tidak memiliki dana untuk membeli tiang listrik. Masyarakat bersedia karena yang dibutuhkan warga adalah listrik dapat segera masuk ke desa mereka.
Selama ini masyarakat menggunakan genset yang mulai beroperasi atau hidup pukul 18 .00 Wib hingga pukul 23 .00 Wib. Untuk kebutuhan lsitrik ini masyarakat membayar Rp 500.000 per bulan untuk BBM solar dan biaya pemeliharaan genset.
Sementara jumlah masyarakat Buduk Sempadang ada kurang lebih 500 KK dengan pekerjaan masyarakat mayoritas petani dan kebun. Petani padikebun karet dan sawit serta sayuran dan lada dan beternak bebek.(Dayak News/SOS/BBU).
Hal itu dikatakan Amirudin bersama Juwanda S TP tokoh pemuda Desa Buduk Sempadang Kecamatan Selakau Timur kepada wartawan usai melakukan audiensi dengan staf perwakilan DPD RI di Pontianak pada Selasa(10/2/19).
Ia mengataka, pihaknya mendatangi kantor perwakilan DPD RI di Kota Pontianak yaitu untuk menyampaikan satu persoalan yang dihadapimasyarakat Desa Buduk Sempadan. Dimana hingga saat ini desa Buduk Sempadan kecamatan Selakau Timur kabupaten Sambas selama 30 tahun terakhir ini belum ada aliran listrik.
Selama ini untuk penerangan masyarakat hanya mengandalkan listrik dari genset dan lampu petromak atau lampu badai. Sementara biaya operasionalgenset untuk listrik cukup mahal yaitu setiap warga harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 500 ribu per bulan untuk membeli BBM solar dan ditambah biaya pemeliharaan genset.
Untuk mendapatkan aliran listrik ini, masyarakat sudah berjuang selama 20 tahun agar listrik dapat masuk ke desa Buduk Semepadang. Warga sudahbeberapa kali mendatangi Bupati Sambas dan ke pihak PLN, namun jawaban yang diterima hanya disuruh menunggu dan bersabar.
Untuk itulah warga atau perwakilan masyarakat mengadu ke DPD RI melalui kantor perkwakilan Kalbar. Warga meminta kepada ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) untuk membantu memperjuangkan agar listrik bisa masuk ke desa Buduk Sempadan.
Untuk mempermudah listrik masuk ke desa, masyarakat siap untukmembantu mengangkut tiang listrik secara swadaya jika pemerintah atau PLN tidak mampu megangkut.
Selain itu, warga juga bersedia membantu membeli tiang listrik jika Pemda dan PLN tidak memiliki dana untuk membeli tiang listrik. Masyarakat bersedia karena yang dibutuhkan warga adalah listrik dapat segera masuk ke desa mereka.
Selama ini masyarakat menggunakan genset yang mulai beroperasi atau hidup pukul 18 .00 Wib hingga pukul 23 .00 Wib. Untuk kebutuhan lsitrik ini masyarakat membayar Rp 500.000 per bulan untuk BBM solar dan biaya pemeliharaan genset.
Sementara jumlah masyarakat Buduk Sempadang ada kurang lebih 500 KK dengan pekerjaan masyarakat mayoritas petani dan kebun. Petani padikebun karet dan sawit serta sayuran dan lada dan beternak bebek.(Dayak News/SOS/BBU).