PONTIANAK,23/9/19 (Dayak News). Sejak pagi ini, Senin (23/9/19) hujan turun dengan intensitas rendah di beberapa tempat di Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), namun hujan itu belum dapat menghilangkan kabut asap yang menelimuti wilayah Pontianak dan sekitarnya.
Namun sejak hari ini seiring dengan membaiknya kwalitas udara di Pontianak, siswa SD hingga SMU sudah kembali belajar aktif dan normal seperti biasa.
Pantauan di Kota Pontianak, terlihat siswa sudah mulai masuk sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU. Pagi Senin (23/9) hujan juga turun di Wilayah Kota Pontianak dengan intensitas rendah.
Salbiah (40) salah seorang petani di Kecamatan Sungai Raya Kepada wartawan Senin (23/9/19) mengatakan, aktifitas membakar lahan pada saat musim kemarau dalam rangka membersihkan lahan tetap dilakukan petani. Hal itu dilakukan karena hemat biaya dan cukup efektif dalam rangka membersihkan lahan.
Seperti kita lihat pada minggu ini setelah lahan di bakar dan dibersihkan petani akan melakukan penanaman atau menanam padi atau tanaman palawija. Sebab sesuai dengan perhitungan atau kebiasaan bahwa dalam bulan ini hujan sudah mulai turun.
Sehingga jadwal untuk membersihkan lahan dan menanam padi sudah sangat tepat. Namun pada tahun ini jadwal dan kebiasaanya tidak seperti biasa karena musim kemarau terlalu panjang dan hujan belum turun secara merata.
Sebenarnya jika pemerintah menawarkan cara lain membersihkan lahan yang hemat dan efektif, maka petani tidak akan membakar lahan. Namun karena membakar lahan cukup efektif dan hemat biaya maka membersihkan lahan dengan cara membakaar akan tetap dilakukan.
Ia menambahkan, petani atau masyarakat yang membakar lahan untuk pertanian tidak mau dan tidak bersedia dipersalahkan karena membakar lahan menimbulkan kabut asap. Sebab lahan yang dibakar petani tidak begitu luas dan saat membakar petani selalu menjaga agar tidak menjalar atau merembet ke lahan lain.
Sebab jika saat membakar lahan tidak di jaga maka kemungkinan besar akan membakar lahan milik orang lain. Jika hal itu terjadi maka akan menimbulkan masalah baru diantara petani.[Dayak News/SOS/BBU].