AKIBAT PENYETOPAN AKTIFITAS PT EBH RATUSAN KARYAWAN RESAH

oleh -
oleh
AKIBAT PENYETOPAN AKTIFITAS PT EBH RATUSAN KARYAWAN RESAH 1
Dompeng, Koordinator Lapangan karyawan PT Riung, Subkontraktor PT EBH kepada awak media di Kampung Dingin, Rabu (15/3/2023).

Kutai Barat (Dayak News) – Semenjak penyetopan aktifitas pertambangan PT Energi Batu Hitam (PT EBH) oleh sekelompok masyarakat sejak 2 Februari 2023 hingga Maret 2023 ini. Sejumlah karyawan yang merupakan warga masyarakat Kampung Dingin dan Kampung Lotaq, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resah akan nasib mereka.

Karyawan lokal meminta agar Pemkab Kubar, PT EBH dan semua pihak yang terkait persoalan ini segera menuntaskan masalah yang terjadi. Hal ini disampaikan Dompeng, Koordinator Lapangan karyawan PT Riung, Subkontraktor PT EBH kepada awak media di Kampung Dingin, Rabu (15/3/2023).

AKIBAT PENYETOPAN AKTIFITAS PT EBH RATUSAN KARYAWAN RESAH 2
Dompeng, Koordinator Lapangan karyawan PT Riung, Subkontraktor PT EBH saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Kampung Dingin, Rabu (15/3/2023).

“Adapun persoalan yang dimaksud, adalah terkait tidak beroperasinya PT EBH akibat penutupan operasional perusahaan pertambangan batubara itu oleh sekelompok masyarakat sejak 2 Februari 2023 hingga Maret 2023 ini”.

Akibat tidak adanya kegiatan PT EBH dan PT Riung, sejak tanggal 2 Februari sampai Maret ini kami semua diliburkan. Memang sempat aktif kembali beberapa hari, kemudian ditutup lagi sampai sekarang kami hanya dirumah,” ungkapnya.

Saya dan seluruh karyawan warga lokal yang bekerja di PT EBH dan PT Riung berharap untuk bisa kembali melakukan aktifitas seperti semula. Saat ini ada sekitar 179 orang karyawan adalah warga lokal Kampung Dingin dan Lotak menggantungkan nasibnya di PT EBH dan PT RML.

“Secepatnya kami minta PT EBH-PT RML bisa beroperasi kembali,” ucap Dompeng yang diamini karyawan lainnya.

“Harapan kami semua karyawan, agar perusahaan itu segera beroperasi kembali. Karena dengan kondisi perusahaan tidak beroperasi saat ini, kami tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga kami,” tegasnya.

Ia mengatakan, bahwa dirinya bersama seluruh karyawan lokal benar-benar meminta agar PT EBH dan PT RML untuk bisa beroperasi kembali. Dan kami dari pihak karyawan juga berharap agar pihak perusahaan tidak menghilangkan hak dari kelompok masyarakat yang melakukan penutupan atau penyetopan.

BACA JUGA :  PROGRAM RELAKSASI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DIPERPANJANG, TOTAL HADIAH 1,7 MILIAR AKAN DIUNDI AKHIR DESEMBER 2020

“Yang penting mereka juga jangan menghambat penghasilan kami sebagai karyawan di perusahaan itu. Kasihan kami, sudah dua bulan ini di rumahkan oleh perusahaan. Hanya gaji pokok yang berjalan, sementara per bulan kontrak rumah kami bayar Rp1 juta. Kalau dihitung bayar kontrak rumah dan tagihan utang tidak cukup,” tandas Dompeng.

Untuk diketahui bersama, kami masyarakat Kampung Dingin dan karyawan PT RML telah menyerahkan piring putih 2 buah kepada Kepala Adat Kampung Dingin dan Kampung Lotak. Tujuannya untuk meminta bantu menyelesaikan urusan ini, agar perusahaan itu segera beroperasi, tutupnya (JHY).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.