MAHAKAM ULU, 26/10/19 ( DAYAK NEWS ). Perjuangan ribuan penari Hudoq (ngaraang hudoq) dari 50 kampung di 5 kecamatan se – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) tidaklah sia –sia. Setelah berjuang menari tanpa henti selama satu hari satu malam dan menghabiskan waktu kurang lebih 25 jam 25 menit dan 25 detik, maka untuk ke 2 kalinya Kab Mahulu berhasil memecahkan rekor MURI.
Ini sejarah baru bagi masyarakat Kab Mahulu. Pada Festival Hudoq Cross Border 2019 Kab Mahulu telah kembali berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), yakni menari Hudoq (ngaraang hudoq) dengan waktu terlama, yakni selama 25 jam, sejak pukul 19.00 wita, Kemarin Kamis (24/10) hingga pukul 20.25 wita, Jumat (25/10).
Semua mata terpukau saat ribuan penari bertopeng kayu dan berbusana adat mulai membentuk barisan. Hawa panas dan dingin, baik siang maupun malam hari seperti tidak dihiraukan lagi. Alunan Tuvuung dan gong mengalun merdu, bertempo sedang dan cepat terus menerus ditabuhkan untuk mengiringi derap langkah penari, hingga selesainya tari hudoq (ngaraang hudoq) dengan waktu terlama ini.
“Ini adalah sebuah pembuktian, bahwa masyarakat se – Kab Mahulu memang sangat luar biasa dalam melestarikan seni budaya warisan dari leluhur ini.”
Saat diwawancara beberapa media yang meliput kegiatan Hudoq Cross Border 2019, Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh SH mengucapkan terima kasih semua atas dukungannya di acara yang sangat membanggakan dan spektakuler ini.
“Terima kasih juga kepada Kementerian Pariwisata yang telah membantu mencatatkan tarian Hudoq terlama ini ke dalam rekor MURI,” ujar Bupati Mahakam Ulu, Bonifasius Belawan, jumat (25/10).
Untuk kita ketahui bersama, tahun 2018 yang lalu, Kab Mahulu berhasil mendapatkan piagam rekor MURI di acara yang sama untuk pertama kalinya, dengan jumlah penari lebih 2000 orang penari.(Dayak News/JHY/BBU).