Stunting Akar Permasalahan Pokok dari Peningkatan Kualitas SDM

oleh -
oleh
Stunting Akar Permasalahan Pokok dari Peningkatan Kualitas SDM 1
foto/istimewa

Sendawar (Dayak News) – Stunting merupakan akar permasalahan pokok dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan bukanlah merupakan isu kesehatan baru. Hal ini sudah menjadi perhatian dunia secara global, terlebih bagi Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka stunting di Indonesia, khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Barat (Kubar) terus melakukan kampanye guna penurunan stunting.

Sebagai upaya percepatan dan pencegahan stunting di Bumi Tanaa Purai Ngeriman, khususnya di wilayah Kecamatan Melak. Pemerintah Kecamatan Melak melaksanakan Kegiatan Rembuk Stunting yang dibuka oleh Asisten II Ekonomi, Pembangunan dan Sumber Daya Alam (SDA), Rakhmat. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Kantor Camat Lantai II, Selasa (22/10/2024).

Bupati Kubar FX Yapan, dalam sambutan nya yang dibacakan oleh Asisten II, menyampaikan dan memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya atas terselenggaranya kegiatan Rembuk Stunting di Kecamatan Melak.

“Stunting merupakan akar permasalahan pokok dari peningkatan kualitas SDM yang terus diupayakan pencegahannya,” ucap Asisten II.

“Perlu kita sadari bahwa pencegahan dan penurunan stunting membutuhkan penanganan yang komprehensif dan berkesinambungan. Maka oleh karena itu agenda rembuk stunting diharapkan dapat menjadi momentum bagi kita semua dalam menyatukan komitmen serta langkah kedepan sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kubar,” sambungnya.

Yapan juga mengatakan, bahwa percepatan dan pencegahan stunting merupakan tanggungjawab kita Bersama. Dan dengan kesadaran kita semua,untuk pencegahan stunting harus dilakukan melalui kegiatan yang efektif dan efisien, sesuai dengan hasil audit yang telah dilakukan.

”Penanganan stunting pun harus dilakukan secara baik, terukur, terarah dan akuntabel. Melalui kerja nyata, kerja tuntas, kerja cerdas dan kerja berkualitas, dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi di antara semua pihak,” beber Rakhmat.

Percepatan dan pencegahan stunting harus dilakukan secara terpadu serta membutuhkan komitmen yang kuat dari semua stakeholder.

“Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kubar, peningkatan angka prevalensi status gizi kurang dari tahun 2021, sebesar 12,7 Persen menjadi 17,9 Persen tahun 2022 dan menjadi 18,9 Persen tahun 2023,” terang Asisten II.

“Sementara prevalensi status gizi pendek/stunting (TB/U) adalah 15,8 Persen pada tahun 2021 mengalami peningkatan pada tahun 2022 yakni 23,1% lalu mengalami penurunan menjadi 22 Persen pada tahun 2023. Dan untuk peningkatan status gizi balita kurus (BB/BT) pada tahun 2021 sebesar 6,0 Persen menjadi 7,7 Persen tahun 2022 dan menjadi 12,2 Persen pada tahun 2023,” tambahnya.

Dikarena kan minimnya pemahaman masyarakat akan pentingnya penanganan stunting sejak dini, ini menjadi salah satu kendala utama dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Oleh karena itu, pentingnya sinergi dan optimalisasi seluruh pihak tanpa terkecuali.

Selanjutnya, secara khusus Bupati menghimbau kepada seluruh pihak baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, serta pihak-pihak lainnya. Terutama Camat, Lurah, dan Para Aparatur Pemerintah Kampung untuk turut berperan aktif dalam mendukung serta memberikan kontribusi terhadap upaya pencegahan serta penurunan stunting di Kubar, pungkasnya.(Adv/Diskominfo/Kbr/JHY).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.