Palangka Raya (Dayak News) – Perangkat pengolahan air baku dengan sistem filtrasi sederhana yang dikembangkan dosen Fakultas Teknik bersama dosen Program Studi (Prodi) Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) mulai disosialisasikan ke masyarakat.
Sosialisasi itu salah satunya dilakukan lewat program pengabdian masyarakat, seperti yang digelar di Kelurahan Mangku Baru, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya.
Tim dosen UMPR yang menggelar kegiatan Pengmas di kelurahan terluar Kota Palangka Raya ini diketuai Norseta Ajie Saputra MT, dengan anggota Noviyanthi Handayani MT, Kamaliah SHut MSi, dan Reza Zulfikar Akbar MSc.
Di Kelurahan Mangku Baru, tim menggelar sosialisasi dan pelatihan teknis penggunaan perangkat filtrasi air kepada 30 siswa SMA Negeri-9 Mangku Baru pada 18-19 Agustus 2022 tadi.
“Pengabdian masyarakat ini merupakan program tahunan kami selaku pendidik sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,” terang Kamaliah SHut MSi didampingi Noviyanthi Handayani MT dan Reza Zulfikar Akbar MSc kepada Dayak News, Jumat (26/8/2022).
Dijelaskannya, pada tugas Pengmas ini, tim memperkenalkan perangkat filtrasi air yang mereka kembangkan dari bahan-bahan sederhana kepada para siswa. Tak hanya sosialisasi, tim juga melatih mereka untuk mampu membuat perangkat serupa serta mempergunakannya untuk keperluan sehari-hari di masing-masing keluarga.
Menurut Kamaliah, daerah Mangku Baru dipilih sebagai lokasi perkenalan perangkat filtrasi air karena lokasi tersebut dialiri Sungai Rungan yang berhubungan dengan Sungai Rakumpit.
“Selama ini masyarakat enggan menggunakan air sungai untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Mereka khawatir air sungai sudah tercemari zat berbahaya akibat banyaknya kegiatan penambangan tradisional,” sebutnya.
Dari demonstrasi percobaan filtrasi atau proses penyaringan dengan sampel air sungai di kelurahan tersebut, terbukti air yang dihasilkan lebih jernih dibanding sebelum proses filtrasi.
“Kita bisa memastikan air hasil filtrasi dengan perangkat yang kita kembangkan ini layak digunakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, seperti untuk keperluan MCK dan lainnya,” papar Kamaliah.
Dia melanjutkan, sedangkan untuk kebutuhan konsumsi mereka belum menganjurkan karena perlu penelitian lebih lanjut dari sampel air yang dihasilkan. Ke depan, pihaknya berupaya melakukan riset dan evaluasi terkait hal itu.
Noviyanthi dan Reza Zulfikar menimpali, adapun bahan pembuatan filtrasi air ini terbilang sederhana sehingga diyakini dapat dibuat sendiri masyarakat yang membutuhkan.
Bahan penyaring terdiri dari batu kerikil, ijuk, pasir, dan spon. Sedangkan perangkat pendukung antara lain bak ember, pipa dan sambungan, lem pipa, serta selotif.
“Kita sengaja kembangkan dari bahan-bahan yang mudah didapat sehingga masyarakat dapat membuatnya secara mandiri,” ujar Noviyanthi. Ditambahkannya, pengenalan perangkat ini akan terus dilakukan termasuk di kegiatan-kegiatan lain sebagai penerepan teknologi tepat guna bagi masyarakat. Apalagi wilayah Kalteng memang dialiri banyak sungai yang airnya bisa digunakan bila diolah dengan penerapan teknologi yang tepat. (din)