LIBATKAN MASYARAKAT, SOSIALISASI CEGAH STUNTING

oleh -
oleh
LIBATKAN MASYARAKAT, SOSIALISASI CEGAH STUNTING 1

Kuala Kapuas (Dayak News) – Dalam rangka sosialisasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) program Bangga Kencana bersama mitra kerja dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, H. Alifuddin, SE, MM di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah Selasa (19/7).

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Anggota DPR RI, H. Alifuddin, SE, MM, Plt Kepala BKKBN Perwakilan Kalteng, dr. Muhammad Fitriyanto Leksono, M.Si, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kapuas, Budi Kurniawan, S.Sos, M.Si, Ismail, SH (Tokoh masyarakat/advokat) dan dibuka acaranya oleh Sekretaris Daerah Kapuas, Drs Septedy.

Ketua Panitia Pelaksana, Hj. Awalia Nor, S.TP mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta dari elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Kapuas. Tujuannya adalah agar masyarakat memahami begitu pentingnya upaya pencegahan dan penanganan terhadap bahaya stunting di masyarakat ungkap Alumni IPB ini.

“Kita berharap masyarakat bisa support terhadap visi dari BKKBN ini, untuk membangun keluarga-keluarga yang berkualitas. Karena keluarga yang berkualitas ini sangat penting sekali perannya”

Pandemi ini sangat berdampak pada keluarga Indonesia, baik dampak terhadap ketahanan sosialnya, ketahanan ekonominya, dan ketahanan pangannya. Nah ketahanan pangan ini sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting, supaya gizi anak tetap terjaga,” kata Alifudin

Lebih lanjut dirinya juga mengimbau kepada masyarakat, untuk berkolaborasi bersama-sama  mewujudkan keluarga yang berkualitas. Nantinya, keluarga Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain, jika memiliki SDM yang berkualitas.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Sosial, Budi Kurniawan, menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan sosialiasi ini dan berharap dapat melakukan upaya pencegahan angka stunting, yang akan dimulai dari level paling bawah atau tingkat Rukun Warga (RW). Dimana mulai dari pendampingan pada calon pengantin, ibu hamil, ibu habis melahirkan, termasuk anak balita dibawah dua tahun (Baduta).

“Terutama kalau anak baduta itu stunting, kurang gizi. Stunting itu masalahnya bukan hanya kurang gizi, tapi kecerdasannya juga terancam. Kasihan anaknya ga bisa sekolah dengan maksimal, gangguan kesehatan jadi mudah sakit, sampai tuanya juga bisa mudah sakit,” ujarnya.

Sementara itu, H. Alifuddin mendukung upaya semua pihak untuk bahu membahu melakukan penyelesaian akan bahaya stunting dan BKKBN harus bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat.

Mewujudkan keluarga berkualitas, upaya bersama untuk tidak melakukan kekerasan pada anak, karena anak adalah pembawa harapan, oleh karena itu harus membangun konsep keluarga yang berkualitas dan penuh dengan perencanaan. Selain itu, pihaknya juga akan fokus menuntaskan persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Indonesia. (sut)

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.