Warga Padati Dermaga Danau Mare Saksikan Ritual Adat Laluhan

oleh -
oleh
Warga Padati Dermaga Danau Mare Saksikan Ritual Adat Laluhan 1
Bupati Kapuas, HM Wiyatno saat ikuti tradisi laluhan meriahkan Hari Jadi ke 219 Kota Kuala Kapuas, Selasa, 22 April 2025. (Foto/Ist)

Kuala Kapuas (Dayak News) — Ribuan warga memadati Dermaga Danau Mare, Kota Kuala Kapuas, Selasa (22/4/2025), untuk menyaksikan langsung pelaksanaan ritual adat Laluhan atau Perang Air, tradisi khas Suku Dayak Ngaju yang digelar meriah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas.

Ritual ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Kuala Kapuas ke-219 dan HUT Pemerintah Kabupaten Kapuas ke-74.

Laluhan sendiri merupakan simbol perjuangan masyarakat Dayak Ngaju dalam mempertahankan wilayah dari ancaman musuh. Prosesi ini dimulai dari Pelabuhan Betang Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir, dan berpuncak di Dermaga Danau Mare.

Dalam prosesi unik ini, tampak para peserta terlibat “perang” menggunakan tombak yang terbuat dari batang tanaman lokal seperti suli atau bamban, namun dengan ujung yang sudah ditumpulkan. Sebagian peserta berada di atas kapal, sementara lainnya menanti di dermaga, menciptakan suasana seolah terjadi pertempuran seru di atas air.

Puncak ritual terjadi saat kapal yang membawa rombongan mendekati dermaga pada jarak sekitar 15 meter. Di momen inilah terjadi aksi saling lempar batang suli antara peserta di kapal dan di darat, yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan meriah dari penonton.

Bupati Kapuas HM Wiyatno hadir langsung dan turut ambil bagian dalam prosesi adat tersebut. Sementara itu, Wakil Bupati Kapuas, Dodo, bersama sejumlah anggota Forkopimda dan para kepala OPD, turut serta dari atas kapal yang berangkat dari Pelabuhan Betang Sei Pasah.

Dalam sambutannya, Wiyatno mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen ritual Laluhan sebagai perekat persatuan dan sarana melestarikan budaya daerah.

“Laluhan bukan sekadar pertunjukan, tetapi keajaiban alam dan kekayaan seni serta budaya Kabupaten Kapuas. Ini adalah wujud kekeluargaan, kebersamaan, simbol gotong-royong dan solidaritas sosial,” ujarnya.

BACA JUGA :  COVID-19 KAPUAS, 1 POSITIF BARU DAN 28 SEMBUH

Ritual Laluhan yang digelar setiap tahun ini menjadi daya tarik wisata budaya yang tidak hanya memperkuat nilai-nilai kearifan lokal, tetapi juga menumbuhkan semangat kebanggaan terhadap warisan leluhur masyarakat Dayak Ngaju. (Rob)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.