Dayak News – Gondokan dalam, yang sering disebut juga struma basedow, adalah salah satu kondisi yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Kondisi ini sering ditandai dengan gejala khas seperti gangguan pada mata dan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Jika tidak segera ditangani, gondokan dalam dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan bahkan mengancam jiwa.
Pembesaran kelenjar tiroid pada gondokan dalam sering kali tidak terlihat dari luar dan tidak menimbulkan rasa nyeri. Hal ini membuat banyak penderitanya tidak menyadari keberadaan kondisi tersebut. Namun, jika ukurannya terus membesar, kondisi ini dapat memicu berbagai gejala seperti batuk, kesulitan menelan, atau bahkan gangguan pernapasan.
Penyebab dan Gejala Gondokan Dalam
Dilansir dari penjelasan dr. Riza Marlina, istilah “gondokan dalam” sebenarnya tidak dikenal secara medis. Istilah ini digunakan masyarakat untuk menggambarkan pembesaran kelenjar tiroid yang disertai mata melotot. Gondokan adalah pembesaran kelenjar tiroid yang terletak di leher, tepat di bawah jakun, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit autoimun seperti Graves.
Penyakit Graves terjadi akibat gangguan sistem imun yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebihan, sehingga kelenjar tiroid tampak membesar. Selain itu, kekurangan yodium juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Yodium adalah elemen penting untuk pembentukan hormon tiroid, sehingga kekurangan yodium memaksa kelenjar tiroid bekerja lebih keras dan membesar.
Selain Graves dan kekurangan yodium, kondisi lain seperti penyakit Hashimoto juga bisa memicu gondokan. Hashimoto adalah peradangan kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon tiroid menurun (hipotiroidisme). Dalam kondisi ini, tubuh merespons dengan meningkatkan produksi hormon perangsang tiroid, yang akhirnya menyebabkan kelenjar membesar.
Kondisi gondok multinodular, di mana beberapa benjolan muncul di kelenjar tiroid, juga sering menjadi penyebab pembesaran kelenjar. Penyebab pastinya belum diketahui, namun kondisi ini sering dikaitkan dengan penyakit tiroid lainnya seperti Hashimoto atau kekurangan yodium. Nodul tiroid soliter, yaitu benjolan yang muncul di salah satu sisi kelenjar tiroid, juga dapat memicu pembesaran dengan penyebab yang serupa.
Faktor Risiko dan Gejala
Menurut dr. Riza Marlina, gondokan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Faktor risiko lain termasuk kehamilan, usia di atas 40 tahun, riwayat keluarga dengan penyakit autoimun, paparan radiasi, dan penggunaan obat tertentu.
Gondokan dalam sering kali tidak menunjukkan gejala khas pada awalnya. Namun, beberapa tanda umum yang dapat muncul meliputi pembengkakan di leher, sensasi mengganjal di tenggorokan, suara serak, batuk, serta kesulitan menelan dan bernapas.
Pada penyakit Graves, gejala khas lainnya adalah mata menonjol atau melotot (exophthalmos), disertai perih, bengkak pada kelopak mata, dan sensitivitas terhadap cahaya. Dalam kasus parah, kondisi ini dapat merusak saraf mata, menyebabkan penglihatan ganda, bahkan kebutaan parsial.
Pentingnya Penanganan Medis
dr. Riza Marlina menekankan pentingnya pemeriksaan medis bagi masyarakat yang merasakan gejala gondokan. Penanganan bergantung pada ukuran kelenjar, gejala yang muncul, serta penyebab utamanya. Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan produksi hormon tiroid berlebih dan meminimalkan dampaknya pada tubuh.
“Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat jika Anda mengalami gejala gondokan. Jangan biarkan kondisi ini tidak ditangani, karena dapat berakibat fatal,” pungkasnya. Informasi Kesehatan lebih banyak kunjungi idikabbatang.org