Sunat atau khitan telah dikenal luas sebagai salah satu anjuran dalam ajaran agama, terutama Islam. Namun lebih dari itu, sunat juga memiliki manfaat besar dari sisi medis dan kesehatan.
Sunat adalah tindakan medis berupa pengangkatan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis (kulup). Meski lazim dilakukan atas dasar agama atau budaya, kini semakin banyak orang tua yang memilih menyunat anaknya karena alasan kesehatan.
Menurut laman resmi PAFI Kemboro, sunat memiliki banyak manfaat kesehatan, di antaranya mengurangi risiko infeksi saluran kemih, mencegah terjadinya fimosis (kondisi di mana kulup tidak bisa ditarik ke belakang), dan menurunkan risiko tertular penyakit menular seksual. “Sunat telah terbukti secara medis dapat menjaga kebersihan organ intim dan mencegah berbagai penyakit,” tulis situs tersebut.
Selain itu, sejumlah studi medis menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena kanker penis dan pasangan seksualnya juga memiliki risiko lebih rendah terkena kanker serviks.
Sunat biasanya dilakukan saat anak-anak, namun juga bisa dilakukan pada usia dewasa. Dalam praktik medis modern, prosedur ini dilakukan dengan teknik steril dan menggunakan peralatan yang aman, sehingga risiko komplikasi pun sangat rendah. Di beberapa fasilitas kesehatan, metode sunat modern seperti klem dan laser kini menjadi pilihan karena prosesnya cepat dan minim rasa sakit.
PAFI Kemboro, yang merupakan bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, juga menyarankan agar orang tua berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum melakukan sunat, terutama jika anak memiliki kondisi kesehatan tertentu. “Konsultasi awal dengan tenaga medis penting untuk memastikan prosedur sunat dilakukan dengan aman dan sesuai kondisi anak,” jelas artikel di pafikemboro.org.
Dengan berbagai manfaat kesehatan yang ditawarkan, sunat seharusnya tidak hanya dipandang sebagai tradisi keagamaan semata, tetapi juga sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan jangka panjang.
