Dayak News – Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan salah satu tanaman herbal asli Indonesia yang telah lama dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan. Tanaman rimpang ini secara tradisional digunakan sebagai jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga fungsi hati, dan mengatasi gangguan pencernaan.
Menurut informasi yang dikutip dari pafibanjarlama.org, temulawak mengandung senyawa aktif seperti kurkumin, xanthorrhizol, dan minyak atsiri yang memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan hepatoprotektif (melindungi hati). Kandungan ini membuat temulawak menjadi salah satu pilihan utama dalam pengobatan herbal di masyarakat.
“Temulawak memiliki potensi besar dalam membantu menjaga kesehatan liver, terutama bagi masyarakat yang mengonsumsi obat jangka panjang atau terpapar zat kimia tertentu,” tulis laman PAFI Banjar Lama, yang aktif memberikan edukasi tentang penggunaan obat dan bahan alami secara rasional.
Selain manfaat untuk hati, temulawak juga diyakini membantu meningkatkan nafsu makan, meredakan peradangan sendi (rematik), dan membantu mengatasi gangguan pencernaan seperti kembung serta mual. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak produk suplemen atau jamu tradisional yang menjadikan temulawak sebagai bahan utama.
Meskipun tergolong aman, penggunaan temulawak tetap disarankan dalam batas wajar. Bagi penderita gangguan ginjal, ibu hamil, atau mereka yang sedang menjalani terapi pengobatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan tenaga kesehatan profesional sebelum mengonsumsi temulawak secara rutin.
PAFI Banjar Lama juga menekankan pentingnya edukasi tentang obat tradisional yang aman dan berbasis bukti ilmiah. “Kami mendorong masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan tanaman obat, termasuk temulawak, dan tetap mengedepankan konsultasi dengan apoteker atau tenaga kesehatan lainnya,” tulis situs pafibanjarlama.org.
Dengan semakin banyaknya penelitian ilmiah yang mendukung manfaat temulawak, tanaman herbal ini berpotensi menjadi bagian penting dalam upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan masyarakat. (*)