Pangkalan Bun (Dayak News) – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar rapat sinkronisasi data stunting tahun 2025 pada Selasa, 14 Januari 2025. Rapat ini bertujuan untuk mengevaluasi penanganan kasus stunting pada tahun 2024 sekaligus menyusun langkah strategis untuk tahun 2025.
Kepala Bappedalitbang Kobar, Juni Gultom, menegaskan pentingnya kegiatan ini, mengingat penanganan stunting masih menjadi prioritas pemerintah pusat sebagaimana diinstruksikan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Rapat evaluasi stunting kami laksanakan pada awal Januari 2025. Dalam rapat tersebut kami mengevaluasi kembali semua kegiatan di tahun 2024 sehingga hal ini menjadi acuan dalam perencanaan daerah di tahun ini,” kata Juni Gultom.
Juni menjelaskan, evaluasi dilakukan melalui master data aksi stunting yang meliputi data sasaran, cakupan layanan 29 indikator, supply kesehatan, serta pemetaan program. Berdasarkan data sementara, tercatat 379 balita mengalami stunting di wilayah Kobar. Data tersebut akan disinkronkan secara by name by address dengan data dari desa dan kelurahan.
Sebagai inovasi, Bappedalitbang mengusulkan program “Pojok Stunting” di Posyandu. Program ini melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk menyediakan sayur-sayuran, ikan segar, dan buah-buahan. “Dengan terintegrasinya program pertanian dan Posyandu, diharapkan penanganan stunting menjadi lebih efektif,” ujar Juni.
Pada tahun 2025, terdapat 13 lokus stunting di Kabupaten Kobar yang akan menjadi fokus utama. Kegiatan validasi data akan dilakukan melalui kunjungan ke Posyandu di desa dan kelurahan.
“Data sementara 379 anak stunting akan divalidasi dengan harapan pada tahun 2026 terjadi penurunan stunting. Oleh karena itu, seluruh kegiatan harus diarahkan ke lokus yang telah ditetapkan,” jelas Juni.
Pelaksanaan aksi 1 stunting sesuai juknis akan dimulai pada 31 Januari 2025. Dengan langkah-langkah konkret ini, Bappedalitbang berharap dapat menciptakan perubahan signifikan dalam penanganan stunting di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat.(GUSTI)