HUT ke-55, Desa Wisata Lalang Gelar Festival Danau Limau: Rayakan Budaya dan Dorong Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal

oleh -
oleh
HUT ke-55, Desa Wisata Lalang Gelar Festival Danau Limau: Rayakan Budaya dan Dorong Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal 3

Pangkalan (Dayak News) – Desa Wisata Lalang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 dengan semarak melalui Festival Danau Limau, Senin (7/7). Mengusung tema “Mengangkat Kearifan Lokal Desa”, festival ini menjadi momentum penting untuk mempromosikan kekayaan budaya lokal sekaligus memperkuat sektor pariwisata berbasis komunitas.

Acara secara resmi dibuka oleh Bupati Kotawaringin Barat yang diwakili oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Edie Faganti, di kawasan Danau Limau, yang menjadi ikon alam dan budaya masyarakat Desa Lalang.

HUT ke-55, Desa Wisata Lalang Gelar Festival Danau Limau: Rayakan Budaya dan Dorong Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal 4

Dalam sambutannya, Edie Faganti menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar seremonial ulang tahun, melainkan wadah strategis untuk mengangkat ekonomi kerakyatan, mempererat sinergi multipihak, serta memperkokoh identitas budaya desa.

“Kegiatan ini mencerminkan semangat kolaboratif pentahelix antara pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media,” ujarnya.

Festival Danau Limau dirancang untuk menggali kekayaan tradisi melalui beragam kegiatan budaya. Salah satu momen istimewa adalah prosesi menyalai ikan dan memasak ketupat Ma’lambeh, dua kuliner tradisional yang sarat makna dan menjadi simbol ikatan kolektif warga.

Selain itu, kemeriahan juga diwarnai oleh lomba dayung, lomba mancing, dan panjat pinang, yang memancing antusiasme warga dan pengunjung. Ratusan masyarakat lokal dan tamu luar daerah memadati area festival untuk menyaksikan serta mengikuti berbagai rangkaian acara.

Kepala Desa Lalang, Muhammad Alfansuri, dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan atas pencapaian desanya yang telah diakui sebagai salah satu destinasi unggulan di Kalimantan Tengah.

“Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Kegiatan ini memperkuat identitas kita dan membuka peluang pariwisata berkelanjutan,” ucapnya sebelum prosesi pemotongan tumpeng.

Panggung festival juga menampilkan seni tradisi dan kreasi, seperti tari kreasi Paris Berantai dari PAUD Limau Indah, serta pencak silat Lawang Sekepeng, yang menggambarkan kekuatan budaya lokal sebagai bagian dari pendidikan karakter.

BACA JUGA :  Aksi Ke-3 Percepatan Penurunan Stunting di Kobar Fokus pada Rembuk Stunting Tahun 2025

Festival ini juga melibatkan anak-anak sekolah dalam workshop budaya dan permainan tradisional, sebagai bentuk pembelajaran lintas generasi yang menjaga kesinambungan nilai-nilai lokal.

“Mari kita satukan langkah, karena pariwisata bukan sekadar tujuan tapi proses transformasi sosial berbasis budaya,” tutup Edie Faganti.(GUSTI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.