CEGAH PENULARAN PENYAKIT MENULAR, RSUD DR. MURDJANI SAMPIT BUTUH TAMBAHAN GEDUNG BERSTANDAR PENANGANAN PENYAKIT MENULAR

oleh -
CEGAH PENULARAN PENYAKIT MENULAR, RSUD DR. MURDJANI SAMPIT BUTUH TAMBAHAN GEDUNG BERSTANDAR PENANGANAN PENYAKIT MENULAR 1

Sampit (Dayak News) – Hingga Saat ini, RSUD dr. Murdjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur masih belum memiliki gedung atau ruangan khusus untuk menangani pasien yang mengidap penyakit infeksius atau penyakit yang dikategorikan bisa menular seperti Tubercolosis (TB Paru) atau Covid-19.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bagian Pelayanan Umum RSUD dr. Murdjani Sampit, Ari Wijayanto kepada sejumlah awak media cetak dan elektronik saat dijumpai diruang kerjanya, Senin (23/01/2023).

Menurutnya, RSUD dr. Murdjani sudah saatnya memiliki gedung khusus untuk bisa menangani pasien seperti ini, lantaran seperti sakit Tubercolosis atau biasa warga menyebutnya batuk menahun atau TBC adalah sebuah virus dimana kuman atau parasit TB Paru bisa menyerang atau menularkannya ke orang lain dengan cepat.

“Makanya saat ini kita perlu pembenahan dan penambahan minimal ruangan dulu yang khusus menangani penyakit TB atau pun kedepannya ada lagi Covid-19, paling tidak kita bisa meminimalisirnya sehingga kerentanan kumannya menyebar bisa dikendalikan,” jelas Ari.

Dijelaskannya juga, jika adanya pembangunan gedung khusus ini sangatlah membantu hal tersebut karena orang-orang berisiko tinggi terkena penularan TBC adalah mereka yang sering bertemu atau berdiam di tempat yang sama atau ruangan dengan penderita TB dimana di RSUD dr. Murdjani sampit ini ruangannya hanya terpisah dengan tembok.

“Seharusnya untuk penanganan pasien dengan riwayat penyakit TB ataupun Covid-19 tidak bisa disamakan, harus ada bangunan tersendiri karena adanya resiko penularan yang cepat jika pasien TB bertemu atau berdiam ditempat yang sama dengan pasien non TB.” Urainya.

Melalui kesempatan ini, Ari berharap Pemerintah Kabupaten Kotawarigin Timur bisa mempertimbangkan permintaan pihaknya dari RSUD dr. Murdjani untuk bisa menambahkan Pembangunan Ruangan atau bangunan khusus untuk pasien dengan status Tubercolosis atau TBC serta penanganan pasien terpapar Covid-19 sehingga kedepannya tidak disama ratakan dengan pasien yang Non TB atau Non Covid-19. (AJn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.