Medan, Dayak News) — PT Bank Sumut sudah mengembalikan dana 83 nasabah yang menjadi korban skimmimg pada 3-4 Juli 2022
Dana yang raib dari hasil mitigasi Bank Sumut mencapai Rp 2,7 miliar. Insiden tersebut terjadi di lokasi yang merupakan area publik, yakni Swalayan Diamond Medan Johor dengan menggunakan ATM Bersama.
Data yang dikumpulkan Bank Sumut, pelaku awalnya mau membobol dana nasabah senilai Rp 4,5 miliar. Namun yang berhasil hanya Rp 2,7 miliar. Itu artinya, dana Rp 1,8 miliar berhasil diselamatkan.
Direktur Utama Bank Sumut, Rahmat Fadillah Pohan, merinci kronologi kejadian skimmimg yang dialami nasabah BPD tersebut.
Pada Senin (4/7/2022), banyak nasabah mengadu bahwa dana mereka raib dari rekening. Setelah adanya pengaduan itu dan dilakukan mitigasi, hal itu dilakukan pihak eksternal. Modusnya adalah skimmimg, yakni memasang alat khusus yang dibuat menyerupai bentuk mulut slot kartu ATM sehingga sekilas terlihat sama dan sulit diidentifikasi.
Alat khusus ini akan merekam informasi dari kartu ATM dan di saat bersamaan, kamera yang telah diletakkan pelaku secara tersembunyi akan merekam saat nasabah memasukkan PIN di keyboard ATM.
Kemudian, pelaku bisa langsung menduplikat kartu ATM nasabah menggunakan data yang telah diperoleh dari alat skimmer ke kartu lain yang masih kosong. Jika sudah begini, maka pelaku akan dengan mudahnya menguras isi saldo ATM si korban.
“Dari CCTV yang terlihat dan telah diserahkan ke polisi, pelaku terekam merupakan warga negara asing. Setelah adanya laporan itu, kami langsung menutup semua transaksi yang dilakukan melalui mesin ATM.
Hal itu untuk mengantisipasi supaya tidak semakin banyak menelan korban. Karena dari hasil mitigasi, skimming terjadi selama dua hari yakni 3-4 Juli 2022, dan pelakunya mengambil semua uang nasabah yang terekam.
“Makanya ada yang dananya hilang Rp 600.000 hingga Rp 50 juta,” katanya, saat memberi keterangan kepada pers, di Kantor Pusat Bank Sumut, Medan, Selasa (5/7/2022).
Rahmat menjelaskan, skimming ini tidak bisa dilakukan di ATM Bank Sumut karena sesuai peraturan Bank Indonesia (BI), mesin ATM seluruh bank diganti dengan teknologi chip.
“Karena itu, pelaku biasanya memanfaatkan ATM bank-bank yang masih menggunakan teknologi magnetik. “Makanya ada dana yang tidak bisa ditarik pelaku karena otomatis akan di-reject mesin ATM Bank Sumut. Tidak bisa dijebol dananya. Tentu kami sesalkan masih ada ATM yang bisa digunakan bersama tapi masih bisa membaca magnetik,” ujarnya.
Dari mitigasi Bank Sumut, uang yang diambil pelaku skimming ini ditarik di Bali dan Bandung. Meski tidak merinci nama bank-nya, tapi ada dua bank Himbara, satu bank asing dan satu lagi bank swasta nasional. Transfer dilakukan ke banyak rekening. Dari hasil mitigasi juga diketahui bahwa dana ada yang ditransfer ke perusahaan crypto.
“Bukti yang ada sudah kami serahkan ke polisi dan bank-bank tujuan transfer juga sudah kami surati. Tentu kita berharap penyelidikan polisi nantinya bisa mengungkap pelakunya,” kata Rahmat.
Soal kasus skimming ini, Bank Sumut sudah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena kasus ini bukan hanya terjadi di Bank Sumut. Bank Sumut juga sudah memiliki teknologi yang kompeten. Meski memang kadang tidak bisa menghindari kejadian cyber dan kejahatan perbankan seperti ini.
Tapi kami menjamin bertransaksi di Bank Sumut itu aman. Bank Sumut berkomitmen untuk melindungi nasabah termasuk mengganti kerugian jika terjadi hal seperti ini. Ini risiko yang harus ditanggung Bank Sumut, katanya.
Masyarakat pun diimbau untuk sebisa mungkin bertransaksi secara tunai. Karena risiko skimming itu di area publik. Karena ATM tidak dijaga secara khusus. Bank Sumut juga berpesan pada nasabah yang menjadi korban skimming untuk segera mengganti ATM-nya ke kantor Bank Sumut terdekat. “Sekali lagi kami pastikan bahwa teknologi Bank Sumut sudah mumpuni. Jadi menjadi nasabah Bank Sumut itu aman,” harapnya.(BA/Den)