Medan (Dayak News) – Said Mustava Kamal S.Sos “Dewak” Jurnalis Dayak News berkesempatan bertemu dan mewawancarai Mantan Dosen Sekaligus Ketua STIK’P Medan, yang juga Ketua MPO MPW Pemuda Pancasila Sumut DR H Sakhyan Asmara MSP berjumpa di Acara HUT PP Ke 64 Kamis 2/11/2023/ di Hotel Regale.
Jurnalis Dayak News: Selamat siang, Pak Sakhyan Asmara. Apakah saya bisa mewawancarai Bapak?
Sakhyan Asmara: Oke Said, Silahkan.
Jurnalis Dayak News: Bisakah Pak Sakhyan Asmara, sebagai mantan Ketua Harian MPW PP Sumut tahun 1996-1999 dan sekarang Ketua MPO MPW PP Sumut tahun 2022-2027, memberikan satu narasi bersama Jurnalis Dayak News, agar para Pemuda Pancasila khususnya generasi milenial tahu bagaimana Pemuda Pancasila sesungguhnya?
Sakhyan Asmara: Tentu. Ini sangat penting. Harus dipahami bahwa Pemuda Pancasila memiliki peran penting dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Pemuda Pancasila senantiasa ikut aktif memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, ikut aktif bergotong royong memelihara fasilitias umum maupun rumah-rumah ibadah, sebagai manifestasi dari komitmen Pemuda Pancasila dalam berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Hal ini penting dipahami agar generasi milenial mengetahuinya sehingga tertarik untuk bergabung dalam organisasi pelopor persatuan dan kesatuan seperti Pemuda Pancasila. Dan tentunya mereka perlu mengenal sosok senior organisasi Pemuda Pancasila.
Perlu dipahami pula, bahwa pada awalnya Pemuda Pancasila adalah sayap dari Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang didirikan oleh tiga perwira TNI yakni A.H. Nasution, Ahmad Yani, dan Gatot Soebroto pada 28 Oktober 1959. Tujuan dibentuknya IPKI adalah mengawal dan mengamankan Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 1959 tentang Kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, atau yang lebih dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sekaligus untuk menangkal ancaman dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Untuk itu PKI memperkuat dirinya dengan membentuk Pemuda Rakyat (PR). Maka untuk mengimbanginya IPKI membentuk sayap-sayap Partai, diantaranya adalah PEMUDA PANCASILA.
Jadi Pemuda Pancasila lahir karena panggilan sejarah untuk tetap teguh menegakkan Pancasila sebagai ideologi sejati yakni ideologi negara Indonesia. Kini Pemuda Pancasila sudah menjadi organisasi kemasyarakatan yang bersifat independen dan sudah tersebar di seluruh pelosok tanah air, termasuk di Sumatera Utara yang merupakan salah satu basis Pemuda Pancasila di Indonesia.
Jurnalis Dayak News: Bisakah Bapak Sakhyan Asmara menceritakan kronologis awal masuk Organisasi Pemuda Pancasila dan perjalanannya menjadi orang sukses?
Sakhyan Asmara: Pada tahun 1980, ketika masih kuliah di Fisipol UGM, saya mulai terlibat dalam Organisasi Pemuda Pancasila. Kami membentuk DPW Pemuda Pancasila D.I Yogyakarta bersama dengan tokoh Alm David Sunar, Pramudji (Alm), dan Bukhari Usman (Alm). Mereka adalah penerima mandat dari DPP Pemuda Pancasila untuk membentuk DPW Pemuda Pancasila Yogyakarta. Waktu itu Bukhari Usman terpilih sebagai Ketua dan saya dipercaya sebagai Sekretaris DPW Pemuda Pancasila Yogyakarta hingga tahun 1983.
Usai kuliah, saya kembali ke Medan. Oleh tokoh Pemuda Pancasila Sumut dan juga beberapa pengurus DPP Pemuda Pancasila mendorong saya untuk bergabung di DPW Pemuda Pancasila Sumut, saat itu tahun 1984, saya diangkat sebagai pengurus di Biro Organisasi DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara di bawah kepemimpinan H Marzuki sebagai Ketua. Tak lama kemudian, tahun 1989 saya ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris hingga tahun 1989 karena Sekretaris definitif tidak bisa aktif. Baru kemudian pada tahun 1989 hingga 1996, saya dipercaya menjabat sebagai Sekretaris DPW Pemuda Pancasila Sumatera Utara, dengan H. Marzuki sebagai Ketua.
Pada tahun 1996, dilaksanakan Musyawarah Wilayah Pemuda Pancasila Sumut dan terpilih Ketua Presidium MPW Pemuda Pancasila H Ajib Shah, sementara saya dipercaya sebagai Ketua Harian dan Imron Batubara (Alm) sebagai Sekretaris. Jabatan itu saya pegang hingga tahun 1999. Saya menarik diri sebagai Ketua harian kareena akan melanjutkan study S2 di Malaysia. Sebagai dosen di Jurusan Komunikasi FISIP USU saya harus mengikuti jenjang pendidikan S2. Saya sempat menduduki jabatan Pembantu Dekan III FiISIP USU tahun 1994 sd. 2000. Namun pada tahun 2000 saya diangkat menjadi kepala Biro Humas Pemprovsu yang ketika itu Gubernurnya adalah H. Tengku Rizal Nurdin. Sejak saat itu, karier saya beralih dari dosen ke lingkungan pemerintahan. Sementara di Pemuda Pancasila, saya diangkat menjadi Anggota MPO Pemuda Pancasila Sumut tahun 2000 sd. 2005. Dalam dunia pendidikan, saya menyelesaikan S2 di Studi Pembangunan USU dan S3 (Doktor) Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia.
Jurnalis Dayak News: Bagaimana perjalanan Bapak Sakhyan Asmara selanjutnya?
Sakhyan Asmara: Karier saya di pemerintahan, alhamdulillah berjalan lancar. Setelah menjabat Kepala Biro Humas, yang diangkat oleh Gubernur Sumut Alm Tengku Rizal Nurdin, kemudian saya dipercaya menjadi Kadispora Sumut tahun 2001 sd. 2004, dan tahun 2004 sd 2005 saya diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2005 itu pula saya pindah tugas ke Jakarta karena oleh Menpora RI Adhyaksa Dault pada waktu itu, memberi kepercayaan kepada saya menduduki jabatan eselon I yakni sebagai Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI. Sejak itu saya berkiprah di jakarta. Ketika Musywil Pemuda Pancasila DKI tahun 2007, saya diajak Ketua terpilih pada waktu itu Roberto Row dan atas restu H. Ajib Shah sebagai tokoh Pemuda Pancasila yang pernah menjadi Pimpinan saya di Pemuda Pancasila Sumut, saya di beri amanah menjadi Ketua MPO MPW PP DKI Jakarta periode 2007 sd. 2010. Kemudian, tahun 2009 hingga 2014, saya dipercaya oleh Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila KPH Japto Soelistyo Soerjosoemarno, S.H sebagai Ketua Bidang Kaderisasi dan Litbang MPN Pemuda Pancasila, merangkap Ketua Koordinator Wilayah I (Aceh, Sumut, dan Sumbar). Pada tahun 2014 hingga 2017, saya dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi MPN Pemuda Pancasila,
Pada tahun 2017, saya kembali ke Medan karena pensiun dari Kemenpora, setelah berturut-turut menduduki jabatan Deputi Pemberdayaan Pemuda (masa Menpora Adhyaksda Dault), Staf Ahli (masa Menpora Andi A Mallarangeng), Deputi Pengembangan Pemuda (masa Menpora Roy Suryo) dan Plt. Sesmenpora (masa Menpora Imam Nahrawi).
Saya balik ke Medan kembali menjadi Dosen di FISIP USU untuk Program S1, S2 dan S3. Lalu pada tahun 2017 itu saya di daulat menjadi Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan hingga saat ini. Di Pemuda Pancasila saya dipercaya sebagai Ketua MPO MPW Pemuda Pancasila Sumut, untuk periode 2022-2027 dengan H Kodrat Shah sebagai Ketua. Sebagai Kader dan Tokoh Pemuda Pancasila, saya merasakan bahwa kesetiaan pada organisasi ini telah membawa kesuksesan dalam karier dan pekerjaan saya.
Jurnalis Dayak News: Pemuda Pancasila adalah organisasi yang terkait erat dengan Partai Golkar. Namun, banyak pemimpin Pemuda Pancasila sekarang telah bergabung dengan partai lain. Apa harapan Bapak Sakhyan Asmara terkait hal ini?
Sakhyan Asmara: Pemuda Pancasila tidak pernah menjadi underbow (berada dibawah) Golkar atau Partai Golkar. Selama era Orde Baru, ketika itu hanya ada tiga partai politik (PPP, Golkar, dan PDI), Pemuda Pancasila hanya secara konsisten menyampaikan aspirasi politiknya melalui Golkar, tapi bukan underbow Golkar. Sekarang, banyak tokoh Pemuda Pancasila berada di berbagai Partai Politik. Hal itu tidak menjadi sesuatu yang merisaukan karena sudah menjadi ”makom” nya Pemuda Pancasila, yaitu ”ada dimana-mana, tapi tidak kemana-mana”. Kader dan Tokoh Pemuda Pancasila bisa saja berada di berbagai Partai Politik, tapi harus tetap teguh mengawal Pancasila sebagai ideologi negara. Karena hal itu adalah sudah menjadi Ikrar Pemuda Pancasila, yakni bertanah air satu Tanah Air Indonesia, berbangsa satu Bangsa Indonesia, berbahasa satu Bahasa Indonesia dan berideologi satu Ideologi Pancasila. Kader dan tokoh Pemuda Pancasila boleh bergabung dengan berbagai partai politik, tetapi harus tetap setia pada nilai-nilai Pancasila dan memahaminya sebagai sumber inspirasi dalam perjuangan mencapai cita-cita negara.
Jurnalis Dayak News: Hari Ulang Tahun Pemuda Pancasila berdekatan dengan ulang tahun Ketua MPW PP Sumatera Utara, H Kodrat Shah. Apa harapan Bapak Sakhyan Asmara untuknya dengan bertambahnya usia?
Sakhyan Asmara: Kami semua Kader dan Tokoh PP Sumatera Utara berharap agar Ketua Kodrat Shah selalu sehat dan murah rezeki. Kami berharap agar beliau dapat melanjutkan pembangunan organisasi sesuai dengan visinya, yang mendorong citra Pemuda Pancasila sebagai organisasi berkualitas, berlandaskan moral, kepribadian, dan peran penting dalam membangun negara.
Harapan saya kepada Ketua Kodrat Shah yang berdekatan hari ulang tahunnya dengan Pemuda Pancasila, kiranya Ketua Kodrat dapat terus menjalankan roda organisasi sebagaimana yang telah dibangunnya saat ini. Saya melihat para Ketua MPC sangat loyal kepada Ketua MPW dan patuh dalam menjalankan roda organisasi. Satu missi yang selalu di kumandangkan Ketua Kodrat ialah mengembalikan citra organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi berkualitas, yakni berkualitas secara moral, berkualitas secara kepribadian dan berkualitas dalam memainkan perannya membangun bangsa dan negara.
Ketua Kodrat tidak ingin anggota Pemuda Pancasila terpecah-pecah, apala lagi dalam memasuki tahun politik saat ini. Ketua Kodrat meminta seluruh warga Pemuda pancasila untuk tetap teguh menjaga persatuan dan kesatuan. Ketua Kodrat juga tidak ingin anggota dan pimpinan Pemuda Pancasila terjebak ke dalam predikat yang selama ini dijuluki yakni organisasi Preman.
Namun sesungguhnya menurut saya sebagai kader dan tokoh Pemuda Pancasila, saya tidak menafikan bahwa di Pemuda Pancasila berhimpun para preman tetapi bukan berarti mengembangkan premanisme. Preman disini mengandung arti freeman yakni bebas, mandiri tidak bergantung kepada Pemerintah. Memang satu ciri dari organisasi Pemuda Pancasila ialah tidak senantiasa bergantung kepada Pemerintah, melainkan selalu berupaya sendiri dengan kekuatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan organisasi maupun anggotanya. Itulah sebenarnya yang dimaksud dengan preman atau freeman.
Harapan saya karakteristik ini harus terus dapat dipertahankan. Lebih dari itu, organisasi Pemuda Pancasila dibangun diatas idealisme dan cita cita yang tinggi yakni menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi perjuangan dan cita-cita yang hendak di capai. Oleh sebab itu, Pemuda Pancasila selalu berada di depan untuk melawan setiap upaya untuk merongrong Pancasila, seperti yang telah ditunjukan oleh PKI dan antek-anteknya. Pemuda Pancasila tidak akan pernah memberi ruang sedikitpun tumbuhnya komunisme di Indonesia. Semboyan perjuangan Pemuda Pancasila ialah Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang. Pemuda Pancasila tidak akan pernah surut dalam membela, mengamankan dan mengamalkan Pancasila. Bagi Pemuda Pancasila, nilai-nilai Pancasila harus terpatri didalam tubuh warga Pemuda Pancasila dan terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga Pancasila itu menjadi Abadi sepanjang masa dalam kehidupan warga Pemuda Pancasila, itulah yang disebutkan dalam Pekik Perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila yaitu PANCASILA ABADI…..!!!!!.
Komitmen inilah yang saya harap dapat terus dibangun oleh Ketua Kodrat Shah dalam memimpin organisasi Pemuda Pancasila di Sumatera Utara.
Jurnalis Dayak News: Bagaimana menurut Bapak Sakhyan Asmara perkembangan Pemuda Pancasila saat ini? Apakah semakin maju?
Sakhyan Asmara: Menurut saya, Pemuda Pancasila telah menjadi organisasi modern dengan manajemen keorganisasian yang terus diperbarui. Jumlah anggota terus bertambah, kualitas anggota dan pengurus semakin tinggi, dan tidak sedikit anggota dan pengurus yang bergelar doktor bahkan profesor. Sistem kaderisasi berjalan dengan baik, periodesasi kepemimpinan terus dijalankan secara konsisten, infrastruktur organisasi sudah memadai, dan regulasi organisasi terus disempurnakan setiap lima tahun sekali.
Jurnalis Dayak News: Apa pesan Bapak Sakhyan Asmara untuk generasi milenial, terutama dalam menghadapi masalah seperti komunitas geng motor dan penyalahgunaan narkoba?
Sakhyan Asmara: Harapan saya kepada generasi milenial adalah untuk menjadi pemuda yang berkarakter, berkapasitas, dan berdaya saing. Mereka harus menjaga moral, akhlak mulia, kepemimpinan, dan semangat kebangsaan. Mereka juga harus menjauhkan diri dari narkoba dan menjadi anggota aktif dalam masyarakat yang berprestasi. Sebagai pemuda, mereka harus tetap setia pada Pancasila dan berperan dalam membangun negara.
Jurnalis Dayak News: Terima kasih banyak, Pak Sakhyan Asmara, atas wawancaranya. Semoga sehat selalu.
Sakhyan Asmara: Terima kasih kepada Tim Dayak News dan semoga sukses selalu. (Ditulis oleh Said Kamal Dewak S.Sos)