Oleh: Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si., M.Si (Kepala Laboratorium Fisika Nuklir, Universitas Sumatera Utara (USU) – Medan, Wartawan Dayak News)
Abstrak
Pengelolaan limbah menuju zero waste semakin relevan dengan meningkatnya volume sampah dan dampak negatif terhadap lingkungan. Penerapan fisika ekonomi menjadi inovasi penting dalam memetakan arus energi dan entropi dalam rantai produksi dan konsumsi. Artikel ini memaparkan integrasi konsep hepta helix, ekonomi sirkular, ekonomi hijau dan biru, serta sistem PROPER Gold sebagai pendekatan holistik untuk mencapai target keberlanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDG’s). Studi ini juga menawarkan solusi konkret melalui optimalisasi daur ulang dan konversi energi dari limbah.
Kata Kunci: Zero Waste, Fisika Ekonomi, Hepta Helix, SDG’s, Sirkular Ekonomi, Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, PROPER Gold
1. Pendahuluan
Dalam era modern, isu limbah dan pengelolaannya menjadi semakin krusial. Model zero waste bertujuan untuk mengurangi, mendaur ulang, dan memanfaatkan kembali limbah agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Pendekatan ini memerlukan pemahaman yang mendalam terhadap fisika ekonomi, yakni penerapan konsep entropi dan konservasi energi dalam pengelolaan sumber daya.
Lebih lanjut, kolaborasi lintas sektor melalui model hepta helix—yang melibatkan pemerintah, bisnis, akademisi, masyarakat, media, teknologi, dan lingkungan—memastikan implementasi kebijakan yang berkelanjutan dan selaras dengan SDG’s.
Sistem PROPER Gold di Indonesia menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam manajemen lingkungan, di mana pencapaian zero waste berperan penting untuk ekonomi sirkular serta ekonomi hijau dan biru.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Fisika Ekonomi
Fisika ekonomi mengadopsi prinsip-prinsip fisika, seperti entropi dan konservasi energi, untuk mengidentifikasi efisiensi dan inefisiensi dalam aliran sumber daya dan limbah (Daly, 2015). Konsep ini membantu memahami sejauh mana energi dan material digunakan atau terbuang dalam proses ekonomi.
2.2 Model Hepta Helix
Hepta helix adalah model kolaborasi yang melibatkan tujuh elemen: pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, media, teknologi, dan lingkungan (Etzkowitz & Leydesdorff, 2000). Model ini sangat penting dalam implementasi kebijakan zero waste dan SDG’s karena mengintegrasikan berbagai pemangku kepentingan dalam proses.
2.3 Sirkular Ekonomi
Konsep sirkular ekonomi menekankan pada pemanfaatan kembali material dan pengurangan limbah (Ellen MacArthur Foundation, 2021). Ini berperan dalam memperlambat laju entropi dan memperpanjang siklus hidup produk.
2.4 Ekonomi Hijau dan Biru
Ekonomi hijau menitikberatkan pada aktivitas ekonomi berkelanjutan dengan emisi karbon rendah, sementara ekonomi biru berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut yang bertanggung jawab (United Nations, 2015).
3. Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada perusahaan yang telah memperoleh PROPER Gold. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan manajer lingkungan dan observasi proses pengelolaan limbah. Analisis dilakukan untuk mengevaluasi implementasi fisika ekonomi dalam daur ulang dan konversi energi.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Penerapan Prinsip Entropi dalam Pengelolaan Limbah
Dalam fisika ekonomi, entropi menggambarkan peningkatan ketidakteraturan atau penurunan kualitas energi dalam suatu sistem. Dalam konteks ekonomi, entropi meningkat ketika barang menjadi limbah dan tidak diolah dengan benar (Georgescu-Roegen, 1971). Oleh karena itu, konsep sirkular ekonomi berupaya mengurangi entropi dengan mendaur ulang material dan memperpanjang siklus hidup produk.
Contoh penerapan:
Daur ulang plastik menjadi barang baru untuk memperpanjang siklus hidup material.
Penggunaan limbah organik dalam produksi kompos atau biogas.
4.2 Konservasi Energi melalui Konversi Limbah
Prinsip konservasi energi mengajarkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya diubah bentuknya. Limbah dapat dikonversi menjadi energi melalui waste-to-energy (WTE) atau fermentasi anaerobik untuk menghasilkan biogas.
Contoh penerapan:
Biogas dari limbah organik digunakan sebagai bahan bakar untuk rumah tangga.
Incinerator yang mengubah limbah menjadi listrik dan panas, mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
4.3 Kolaborasi Hepta Helix dan SDG’s
Kerjasama antara berbagai elemen dalam model hepta helix memastikan tercapainya SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dan SDG 13 (Climate Action). Pemerintah, sektor bisnis, dan komunitas memainkan peran kunci dalam mendukung kebijakan pengelolaan limbah.
5. Simpulan dan Rekomendasi
Simpulan:
Aplikasi fisika ekonomi melalui prinsip entropi dan konservasi energi menawarkan pendekatan inovatif dalam tata kelola limbah menuju zero waste. Dengan dukungan kolaborasi hepta helix, penerapan konsep ekonomi sirkular, ekonomi hijau dan biru, serta standar PROPER Gold dapat dicapai dengan lebih efektif.
Rekomendasi:
Memperluas penerapan waste-to-energy untuk limbah non-organik.
Mendorong perusahaan untuk menerapkan prinsip sirkular ekonomi dan meningkatkan daur ulang.
Memperkuat kolaborasi lintas sektor melalui model hepta helix.
Mengintegrasikan SDG’s dalam kebijakan perusahaan untuk mendukung keberlanjutan.
Daftar Pustaka
Daly, H. E. (2015). Economics for a Full World: Beyond the Physical Boundaries. New York: Island Press.
Ellen MacArthur Foundation. (2021). The Circular Economy in Detail.
Etzkowitz, H., & Leydesdorff, L. (2000). The Dynamics of Innovation: From National Systems and “Mode 2” to a Triple Helix of University–Industry–Government Relations. Research Policy, 29(2), 109-123.
Georgescu-Roegen, N. (1971). The Entropy Law and the Economic Process. Cambridge: Harvard University Press.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023). Pedoman PROPER: Evaluasi dan Monitoring Lingkungan di Indonesia. Jakarta.
United Nations. (2015). Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development.
Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan kontribusi dalam pengembangan praktik pengelolaan limbah berkelanjutan serta mendukung tercapainya zero waste dan pembangunan berkelanjutan sesuai SDG’s.