Bahaya Pengunaan Skincare Abal-abal yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

oleh -
oleh
Bahaya Pengunaan Skincare Abal-abal yang Mengandung Bahan Kimia Berbahaya 1
Nia Hana Peritiwi

Oleh: Nia Hana Pertiwi (Mahasiswi Universitas Palangka Raya Jurusan MIPA Program Studi Kimia)

Dayak News – Memiliki kulit wajah yang sehat dan indah merupakan salah satu dambaan pria dan wanita. Hal ini dipengaruhi karena dunia melihat penampilan luar baik di dunia, social, media, kerja maupun pendidikan. Setiap orang selalu mendambakan atau ingin memiliki wajah yang cantik, mulus, putih, bebas dari flek dan jerawat dengan mudah, murah, dan hasil yang cepat. Oleh sebab itu, tak banyak dari mereka melakukan perawatan kulit dan menggunakan produk skincare yang dilihat dari iklan atau saran orang lain yang mengiklankan sebuah produk skincare dengan hasil yang cepat dan murah tanpa mengetahui kandungan pada  produk skincare tersebut. Tak jarang banyak orang tanpa sadar menggunakan produk skincare palsu karena melihat hasil yang cepat dan tidak mengetahui jika menggunakan produk skincare abal- abal tersebut dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi kesehatan kulit dan tubuh.

Perawatan kulit (skincare) adalah suatu proses atau langkah perawatan kulit yang dilakukan dengan menggunakan produk perawatan kulit dan kosmetik kecantikan yang mengandung bahan-bahan yang aman dan baik digunakan tergantung pada jenis kulit masing-masing individu.  Namun, ada pula yang menambahkan bahan pencerah yang berbahaya. Salah satunya krim pencerah kulit yang sangat mungkin mengandung bahan-bahan kimia seperti merkuri, hidrokuinon, steroid dan bahan berbahaya lainnya yang sangat toksik apalagi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini penjelasan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung pada skincare abal-abal.

Kandungan Merkuri Pada Skincare

Merkuri  atau raksa (Hg) merupakan  unsur logam  yang  sangat  penting dalam teknologi di abad modern saat ini. Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. Ada tiga jenis merkuri yaitu merkuri unsur, merkuri anorganik, dan merkuri organik. Unsur merkuri pada suhu 250 °C berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau, berat molekul 200,59 g/mol, titik leleh -38,87 °C dan titik didih 356,72 ° dengan 356,72 °C. Jenis ini paling mudah menguap, relatif tidak larut dalam air dan asam klorida; Larut dalam lemak, asam nitrat dan pentana. Merkuri anorganik khususnya merkuri klorida (HgCl2) yang digunakan dalam penelitian ini memiliki berat molekul 271,52, tekanan uap 0,1 kPa pada suhu 136,20 °C, dan berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih, larut dalam air dan alkohol. Merkuri organik tidak mudah larut dalam air tetapi mudah larut larut dalam pelarut organic.

BACA JUGA :  Prabowo Membawa Gerak Reformasi ke Transformasi

Merkuri termasuk logam berat berbahaya,  yang  dalam  konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Penggunaan merkuri pada krim pemutih kulit dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menimbulkan flek hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, dan penggunaan dengan dosis yang tinggi. Merkuri adalah bahan kimia yang digunakan dalam krim pemutih wajah. Penggunaan awal merkuri dalam kosmetik adalah dalam bentuk krim  dan salep merkuri anorganik sebagai antiseptik. Penggunaannya  harus diawasi dan tidak sembarangan. Kandungan yang terkandung dalam merkuri antara lain merkuri aminasi, merkuri iodida, merkuri klorida, merkuri oksida, dan merkuri klorida. Menurut Permenkes RI No.445/Menkes/PER/VI/1998 Indonesia melarang  penggunaan  merkuri  dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Alodokter, penggunaan merkuri pada produk kecantikan terbukti berbahaya dan dilarang di beberapa negara. Pasalnya bahan kimia tersebut mudah diserap melalui kulit dan masuk ke aliran darah. Merkuri juga bersifat korosif sehingga penggunaannya dapat menipiskan kulit. Faktanya, tidak hanya berdampak pada kulit, paparan merkuri yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan dan sistem saraf. Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu fungsi berbagai organ dalam tubuh, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan merkuri dalam produk pemutih kulit juga dapat bersifat karsinogenik atau memicu kanker. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika penggunaan merkuri juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

Hidrokuinon

Hidrokuinon merupakan bahan pemutih kulit yang efektif namun memiliki efek samping yang berbahaya jika digunakan dalam jangka panjang. Dermatologis di beberapa negara merekomendasikan hidrokuinon dengan konsentrasi 2%, namun di negara lain mereka merekomendasikan konsentrasi hingga 4%. Untuk pemakaian sehari-hari, tidak bisa digunakan lebih dari 6 bulan. Hydroquinone tidak mempunyai efek memutihkan kulit namun menghambat produksi melanin.

BACA JUGA :  TALKSHOW KEPEMUDAAN : PELUANG BISNIS ANAK MUDA DALAM USAHA KULINER DI ERA DIGITAL

Penggunaan bahan hidrokuinon pada kulit sangat berbahaya. Hidrokuinon merupakan senyawa yang berpotensi karsinogenik. Hidrokuinon topikal diketahui menyebabkan bahaya kesehatan yang serius jika digunakan secara berlebihan. Efek samping yang paling umum adalah rasa terbakar pada kulit, gatal, iritasi, melasma, gangguan pada telinga, jari tangan dan sendi jari. Dirancang untuk penggunaan jangka panjang. Toksisitas hidrokuinon dapat menyebabkan efek samping yang serius, termasuk keracunan darah, mual, sakit perut, kejang, kerusakan hati dan ginjal, bahkan koma. Uji toksisitas hidrokuinon pada tikus dan kelinci menunjukkan bahwa hidrokuinon dapat menyebabkan toksisitas akut.

Pada tahun 2006 dan 2007, BPOM RI melakukan investigasi dan uji laboratorium terhadap kosmetik, menemukan 23 produk kecantikan mengandung spesies yang dilarang digunakan dalam sediaan kosmetik kecantikan, termasuk penggunaan hidrokuinon dengan kadar >2%. Menurut halodoc penggunaan hydroquinone pada wajah dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti kulit kemerahan, perih, gatal, atau iritasi parah. Kondisi ini dapat terjadi pada pemilik kulit sensitif.

Steroid

Steroid menjadi salah satu bahan yang perlu diperhatikan saat memilih produk perawatan kulit. Pada dasarnya steroid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi peradangan pada tubuh. Dr Medhi Denisa Alinda, PhD, Sp.KK.FINDSV mengatakan steroid digunakan oleh produsen produk perawatan kulit karena dapat menyebabkan perubahan cepat pada kulit. “Salah satu efek penggunaan steroid dalam perawatan kulit adalah mengurangi pigmentasi kulit. “Hal ini sering disalahgunakan dalam produk perawatan kulit sebagai bahan pemutih,” ujarnya. Penggunaan steroid dalam perawatan kulit pasti mempunyai efek samping pada kulit wajah. Bahayanya bisa menimbulkan efek samping seperti telangiektasis atau pembuluh darah yang terlihat, wajah memerah, kulit lebih sensitif, stretch mark atau munculnya stretch mark di wajah. Jika penggunaan suatu produk perawatan kulit menimbulkan salah satu efek samping seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebaiknya masyarakat segera menghentikan penggunaan produk perawatan kulit tersebut dan berkonsultasi dengan dokter kulit willow untuk mengembalikan kulit wajah ke kondisi normal. (*)

BACA JUGA :  UPR DAN KSLI BERKOLABORASI DALAM MEMBANGUN LITERASI

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.