Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)
Dayak News – Kata orang bijak, banyak jalan menuju Roma. Bukan hanya satu dua. Artinya, menghadapi suatu persoalan itu, dapat dicarikan solusinya yang bervariasi.
Dalam hal pasar keuangan global, misalnya, mata uang standar dolar AS ($), hingga kini relatif kuat. Bahkan nilai rupiah Indonesia (Rp), terus di bawah, turun dari dolar AS.
Catatan nilai tukar Rp ke $ selama lima tahun terakhir (Databoks Kata Data 2019-2023), bisa kita lihat dari grafik nilainya berada antara level Rp15 ribu dan terus menanjak pelan melewati level Rp16 ribu.
Bagaimana kiranya pemerintah Indonesia, dalam hal kebijakan keuangannya, menyikapi trend penguatan $ ini?
Pada tanggal 26 Februari 2025, menurut rencana, Presiden Prabowo akan meresmikan untuk pertama kalinya, Bank Emas Indonesia.
Emas sebagai salah satu logam mulia merupakan alat tukar yang juga jadi standar ukuran terhadap ekonomi dan investasi.
Menurut berita dari link ini,
https://www.bareksa.com/berita/emas/2020-03-03/korelasi-emas-dengan-dolar-as
meski standar emas sudah tidak digunakan lagi, ternyata masih ada gesekan psikologi pada harga emas setiap kali nilai tukar $ melemah.
Di mana dua hal, jadi pertimbangan, yaitu
Pertama, menurunnya $ akan meningkatkan nilai mata uang asing dari negara lain. Penurunan $ ini dapat meningkatkan permintaan komoditas termasuk emas sehingga harga emas akan ikut terkerek naik.
Kedua, emas merupakan aset investasi alternatif, jadi ketika mata $ mulai melemah karena kehilangan nilainya, sebagian besar investor akan mencari aset investasi alternatif untuk melindungi kekayaan mereka, salah satu yang paling banyak diminati adalah emas.
Karena itu, baik ketika $ sedang mengalami pelemahan maupun penguatan, sebagian besar investor bisa cenderung cepat mengubah posisi mereka untuk membeli emas dan sebaliknya.
Kebijakan rezim pemerintahan baru Indonesia, dengan membuat Bank Emas ini, tentunya mengantisipasi kedua hal di atas.
Data produksi emas Indonesia tahun 2023 mencapai 110 juta Kilogram. Maka jika harga per gram emas (24K) di pasaran saat ini adalah Rp1,68 juta, maka cadangan kekayaan negeri ini dari emas adalah nyaris Rp2.000 Triliun. Ini artinya, nilai dua pertiga dari anggaran belanja APBN 2025 berjalan Rp3.000 Triliun.
Cadangan emas Indonesia pada tahun 2023 mencapai 2.600 metrik ton, yang merupakan 4,4 persen dari cadangan emas global. Cukup besar untuk menjadi pasar investasi penyeimbang dengan pasar uang $.
Bagaimanapun, kita berharap agar kebijakan ekonomi dan peluang investasi negeri kita, semakin memberdayakan perekonomian negeri ini. Hal ke arah itu sudah dilakukan dengan langkah penghematan atau efisiensi anggaran di sektor belanja negara saat ini. (*)