Judi Online, Bahaya Terhadap Kualitas Mental Anak Bangsa

oleh -
oleh
Judi Online, Bahaya Terhadap Kualitas Mental Anak Bangsa 1
Taufiqurahman

Palangka Raya (Dayak News) – Pada era digital yang semakin maju seperti sekarang, judi online sudah sangat mudah diakses oleh siapa saja, tanpa mengenal batas usia atau latar belakang sosial. Hanya dengan bermodal sebuah smartphone dan koneksi internet, seseorang bisa dengan cepat masuk ke dalam dunia perjudian yang terlihat menggoda tetapi penuh dengan jebakan ilusi kemenangan besar. Banyak orang awalnya hanya mencoba-coba untuk “bersenang-senang” atau “mengisi waktu luang,” namun pada akhirnya mereka terjebak dalam lingkaran yang sulit untuk dihentikan.

Berdasarkan laporan dari Kompas, Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah pemain judi online mencapai angka 2.37 juta orang dan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Ironisnya, mayoritas pelaku judi online ini berasal dari kalangan menengah ke bawah, dengan rata-rata nominal taruhan kurang dari Rp100 ribu setiap sesi bermain. Fenomena ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan dampak judi online, terutama pada kelompok masyarakat yang secara ekonomi rentan.

Lebih lanjut, menurut Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana, total transaksi dari aktivitas judi online di Indonesia telah mencapai angka yang mengejutkan. Hingga Maret 2024, nilai transaksi ini menembus Rp600 triliun. Angka fantastis ini tidak hanya mencerminkan besarnya dampak ekonomi dari aktivitas ilegal ini, tetapi juga menggambarkan potensi kerugian yang ditanggung negara dalam bentuk kebocoran pendapatan dan meningkatnya masalah sosial.

Hal ini tentunya menciptakan dilema yang besar, di mana dana yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan justru terkuras oleh aktivitas yang merusak. Dilansir dari GoodStats yang mempertegas kerugian besar tersebut, menyebutkan bahwa nilai transaksi judi online yang mencapai Rp600 triliun bahkan mengalahkan anggaran prioritas negara untuk tahun 2024.

Dampak yang ditimbulkan oleh judi online tidak hanya terbatas pada kerugian finansial, tetapi juga menjalar ke aspek psikologis, ekonomi keluarga, dan hubungan sosial. Judi online sering kali menghancurkan stabilitas hidup seseorang, membuat mereka terjebak dalam tekanan mental yang berat, kehilangan uang dalam jumlah besar, hingga merusak hubungan dengan orang-orang terdekat.

BACA JUGA :  Tingginya Jumlah Pengguna Narkoba

Yang lebih menyedihkan lagi, pelaku judi online sering kali tidak menyadari bahwa mereka sebagai korban dari sistem yang dirancang secara manipulatif oleh penyelenggara perjudian. Platform judi online sengaja dibuat untuk membuat pemain terus tergoda bermain, bahkan ketika mereka tahu mereka sedang mengalami kekalahan besar. Sistem ini bekerja dengan menciptakan harapan palsu akan kemenangan, yang pada akhirnya hanya memperparah situasi. Karena itu, menghukum para pelaku judi online saja tidak cukup, melainkan harus ada pendekatan yang lebih manusiawi untuk menyelesaikan akar masalahnya.

Pembinaan menjadi langkah yang paling efektif untuk membantu para pelaku keluar dari jerat lingkaran ini. Dengan memberikan dukungan psikologis, edukasi, dan jalan alternatif yang positif, para pelaku bisa dibantu untuk mengembalikan hidup mereka ke arah yang lebih baik. Langkah ini tidak hanya menyelamatkan individu tersebut, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keluarga mereka dan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak Psikologis : Kecanduan yang Menghancurkan Mental
Salah satu dampak paling signifikan dari judi online adalah kehancuran mental pelakunya. Perjudian ini bekerja dengan cara memanipulasi otak melalui sensasi dopamin setiap kali pemain merasa “hampir menang.” Hal ini menciptakan ketergantungan yang sulit diatasi.

1. Kecanduan yang Merusak: Kecanduan judi online sama destruktifnya dengan kecanduan narkoba atau alkohol. Pelaku sering merasa gelisah, stres, dan putus asa karena kehilangan uang, tetapi tetap tidak bisa berhenti.
2. Depresi dan Isolasi Sosial: Akibat kecanduan, banyak pelaku menarik diri dari kehidupan sosial. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, mengabaikan keluarga dan teman-teman. Hal ini sering berujung pada perasaan depresi.

Dengan pembinaan yang tepat, pelaku judi online bisa mendapatkan terapi psikologis untuk membantu mereka memutus siklus kecanduan ini. Pendekatan ini lebih efektif dibandingkan menghukum mereka yang sudah terjebak dalam lingkaran ketergantungan.

BACA JUGA :  Tajuk: BERGERAK MAKIN DINAMIS, PETA PERPOLITIKAN KALTENG

Dampak Ekonomi : Kerugian yang Tak Terhitung
Dari sisi ekonomi, judi online adalah bencana besar. Alih-alih menjadi cara cepat untuk kaya, sebagian besar pelaku justru kehilangan segalanya.

1. Hutang dan Kebangkrutan: Pelaku sering meminjam uang, baik dari keluarga, teman, atau bahkan rentenir untuk terus berjudi. Ketika kalah, hutang mereka menumpuk, dan akhirnya mereka kehilangan aset, bahkan pekerjaan.
2. Kerugian Berantai: Tidak hanya pelaku yang dirugikan, tapi juga keluarga mereka. Keuangan rumah tangga sering kali terganggu, dan anggota keluarga lainnya terpaksa menanggung beban hutang yang ditinggalkan.

Di sinilah pembinaan ekonomi menjadi sangat penting. Edukasi tentang pengelolaan keuangan, pelatihan kerja, atau dukungan untuk memulai usaha kecil bisa membantu pelaku bangkit dari keterpurukan finansial.

Dampak Sosial : Kerusakan yang Merambat ke Komunitas
Judi online tidak hanya merugikan individu, tapi juga merusak hubungan sosial dan tatanan masyarakat.

1. Keluarga yang Hancur: Ketika seseorang terjebak dalam judi, hubungan dengan pasangan dan anak-anak sering menjadi korban. Tidak jarang keluarga menjadi berantakan akibat tekanan finansial dan emosional.
2. Meningkatkan Kriminalitas: Ketika uang habis, beberapa pelaku terpaksa melakukan tindakan kriminal seperti pencurian atau penipuan untuk membiayai kebiasaan berjudi mereka.

Pembinaan sosial melalui kelompok dukungan dan konseling keluarga bisa membantu memperbaiki hubungan yang rusak dan mencegah pelaku kembali ke kebiasaan lama.

Pembinaan : Solusi yang Lebih Manusiawi
Menghukum pelaku judi online dengan sanksi berat memang terlihat seperti langkah tegas, tetapi itu tidak menyelesaikan akar masalah. Sebagian besar pelaku judi adalah korban yang sudah kehilangan banyak hal dalam hidup mereka. Memberi mereka hukuman tanpa solusi hanya akan memperburuk situasi.

1. Terapi dan Konseling Psikologis:
Banyak pelaku judi online membutuhkan bantuan untuk mengatasi akar masalah yang membuat mereka terjerumus. Terapi psikologis bisa membantu mereka mengelola stres, trauma, atau masalah lain yang menjadi pemicu kebiasaan berjudi.

BACA JUGA :  Integrasi Fisika Nuklir, Fisika Tachyon, Metafisika & Sufistik dalam Moderasi Agama: Transformasi Diri dari Manusia Semu Menuju Manusia Sejati, Kesadaran Wahdatul Wujud & Kedekatan dengan Alloooh

2. Edukasi dan Kesadaran:
Pelaku perlu diberi pemahaman tentang bagaimana judi online bekerja sebagai sistem yang dirancang untuk membuat pemain kalah. Dengan kesadaran ini, mereka akan lebih termotivasi untuk berhenti.

3. Pelatihan Kerja atau Kewirausahaan:
Salah satu alasan orang terjebak dalam judi adalah keinginan untuk mencari penghasilan dengan cara cepat. Pelatihan kerja atau dukungan untuk memulai usaha kecil bisa memberi mereka alternatif yang lebih sehat untuk mencari penghasilan.

4. Kelompok Dukungan:
Bergabung dengan kelompok dukungan, seperti komunitas pemulihan kecanduan, bisa membantu pelaku merasa tidak sendirian. Mereka bisa saling berbagi pengalaman dan motivasi untuk berubah.

Pembinaan sebagai Investasi Jangka Panjang
Fokus pada pembinaan bukan hanya memberi pelaku kesempatan kedua, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi masyarakat. Dengan membina pelaku, kita bisa mengurangi angka kriminalitas, memperbaiki hubungan sosial yang rusak, dan menciptakan individu yang produktif bagi lingkungan mereka.

Kesimpulan
Dampak negatif judi online tidak bisa dianggap remeh. Dari sisi psikologis, ekonomi, hingga sosial, efeknya sangat merusak. Namun, menghukum pelaku dengan keras bukanlah solusi yang ideal. Mereka adalah korban dari sistem yang manipulatif dan perlu bantuan untuk keluar dari jerat ini.

Pembinaan adalah langkah yang lebih manusiawi dan efektif. Dengan terapi, edukasi, dan dukungan sosial, pelaku judi online bisa bangkit kembali dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Sebagai masyarakat, kita juga harus memahami bahwa memberikan kesempatan kedua adalah bagian dari solusi untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh.

Penulis : Taufiqurahman
Editor : Ahmad Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.