Kebijakan Trump untuk Great America

oleh -
oleh
Kebijakan Trump untuk Great America 1
Gambar ilustrasi, Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (foto/ist)

Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)

Dayak News – Setelah dilantik dan diambil sumpahnya selaku Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS), Donald Trump memunculkan pertanyaan-pertanyaan atas rencana pemerintahannya.

Ia dikabarkan akan mendeportasi imigran-imigran dari berbagai bagian dunia, yang tidak memiliki dokumen keimigrasian yang jelas. Alasan yang sering ia kemukakan adalah kedatangan imigran-imigran ilegal itu bisa merusak nilai-nilai negaranya. Peningkatan jumlah kekerasan kriminal di AS beberapa tahun belakangan, ditudingnya disebabkan oleh imigran-imigran tidak jelas itu.

Slogan yang sering digembar-gemborkan oleh Presiden Trump adalah “To Makep America Great again” ini akan menuju kemana-mana eksesnya.

Selain itu Presiden Trump juga menyebut kebijakannya untuk tidak menerima orang trans-gender bertugas di kemiliteran. Karena bagi Trump hanya ada dua jenis gender manusia, laki-laki dan perempuan. Hal ini sepertinya menentang kebebasan dan Hak Asasi Manusia (HAM). Kebebasan tiap orang, menurut konstitusi AS untuk memperoleh kebahagiaannya (to pursuit their own happiness).

Persoalan tafsir gender (jenis kelamin) ini memang seperti bandul di AS. Kebanyakan politisi dari kaum Demokrat tidak mengurusi soal preferensi orang terhadap jenis kelamin itu. Beda dengan sebagian besar politisi Republikan, yang konservatif dengan ajaran agama Kristen.

Negara AS itu suka tak suka, telah menjadi negeri tujuan untuk mengejar dan memperoleh kebahagiaan di dunia fana ini. Semua peluang terbuka lebar di negeri Paman Sam ini. Asalkan memiliki keahlian tertentu, untuk bekerja di negara itu tidak sulit. Kesempatan kerja terbuka lebar.

Pemerintahan Trump juga sedang menggagas, katanya, untuk membeli Greenland, suatu “benua” yang berada di sebelah Kanada, milik Kerajaan Denmark. Walaupun “ide gila” AS ini, sudah dicibir oleh sebagian warga Denmark, karena dianggap berambisi teritorial terhadap tetangganya itu.

Dengan jumlah penduduk AS saat ini, 335 juta jiwa (2023), nomor tiga terbesar di dunia, wilayah AS yang sekarang di rasa sudah tidak memadai menampung warganya. Hal ini cukup dikhawatirkan untuk 10-15 tahun ke depan.

Dalam politik pertahanan Atlantik Utara (NATO), Trump juga mengultimatum agar negara-negara anggota membayar “uang keamanan” karena AS yang paling banyak bertugas menjaga benua Eropa dari ancaman Rusia. Jika tidak, ia semi mengancam, untuk tidak akan ambil pusing pada para anggota NATO jika setiap waktu terancam serangan Rusia. Alasannya, AS dirugikan secara moril dan finansial.

Presiden Trump, merupakan pemimpin AS yang paling kontroversial selama lebih dari 120 tahun terakhir. Bukan saja, karena gaya gestur tubuhnya itu, tetapi juga pola pemikirannya, dianggap “tidak biasa”. Sesuatu yang akan sering mengagetkan kita untuk empat tahun ke depan sampai tahun 2029. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.