Dayak News– Setelah nilai Rubel Rusia turun drastis dari awal bulan Februari lalu, 30 persen, maka ekonomi negara Beruang Merah itu akan terpukul oleh invasi ke Ukraina. Inflasi di negara itu akibat sanksi ekonomi dan keuangan dari dunia Barat telah menyebabkan inflasi 17 persen sejak invasi 24 Februari lalu.
Kepada ABC Drum wartawan Oliver Bullough menjelaskan bahwa sanksi ekonomi dan keuangan yang diterapkan pada Rusia sudah memukul ekonomi dalam negeri Rusia. Meskipun kekayaan nasional negara itu diperkirakan 51 hingga 61 persen nya di luar negeri. Hanya ada sekitar 500 orang taipan Rusia yang menyimpan uang kekayaan mereka sejumlah 2000-an Triliun di luar negara mereka dalam bentuk Dollar AS, Euro, dan Poundsterling. Mereka ini dikategorikan para oligarki pendukung rezim Vladimir Putin saat ini.
Bullough mengatakan bahwa mereka ini tidak peduli sekalipun nilai Rubel anjlok karena justru dengan begitu kekayaan mereka semakin bertambah dalam bentuk Dollar dan Euro. Mereka bisa semakin banyak membeli aset dan properti suatu hari nanti.
Untuk itu pemerintah AS, Inggris dan Uni Eropa harus mengejar aset dan kekayaan itu untuk disita atas dasar sanksi ekonomi dan keuangan pada Rusia yang menginvasi Ukraina. (Christian Sidenden redaktur Dayak News).
