Sawit dalam Peta Energi Hijau Indonesia

oleh -
oleh
Sawit dalam Peta Energi Hijau Indonesia 3

Oleh : Christian Sidenden (Redaktur Senior Dayak News)

Dayak News – Salah satu program kerja rezim pemerintahan Indonesia yang baru adalah komitmen untuk menggunakan energi terbarukan. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan bahan bakar Biodiesel (BBD). Presiden Prabowo telah mencanangkan agar kandungan solar dan biodiesel itu 50-50 persen alias B50.

BBD ini diproduksi dari pengolahan minyak sawit untuk ditingkatkan kadar bahan bakar nabatinya (BBN). Komposisi B35, misalnya terdiri dari 35 persen BBN atau biodiesel dan 65 persen solar. Diberi kode B35, dan semakin tinggi kandungan BBN-nya akan disebut B40 dan B50. B35 saat ini sendiri sudah digunakan oleh masyarakat umum per 1 Februari 2023 lalu.

Sawit dalam Peta Energi Hijau Indonesia 4

Pemanfaatan biodiesel sejauh ini termasuk program green energy atau energi hijau.

Biodiesel sedang digencarkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan di Indonesia. Biodiesel dimanfaatkan untuk menggantikan energi fosil yang tidak terbarukan dan meninggalkan lebih banyak emisi gas rumah kaca (GRK) sehingga menurunkan kualitas lingkungan.

Keberadaan Indonesia yang cukup diperhitungkan di percaturan ekonomi G-20 saat ini ialah karena produksi minyak berbahan dasar biji sawit. Oleh salah seorang pelaku dan analis persawitan di Kalteng, Rudy Pranajaya, pernah menjelaskan bahwa kita ini dihitung di dunia internasional oleh karena produksi sawit kita. Kita bukan negara teknologi dan bukan eksportir minyak bumi lagi. Tetapi kehebatan kita itu, oleh pak Rudy, dikatakan berasal dari perkebunan sawit dan potensi minyak sawit kita.

Total produksi sawit mentah nasional menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 46,98 juta ton pada tahun 2023. Tiga besar provinsi yang menyumbang signifikan produksi itu adalah Riau (8,79 juta ton), Kalteng (8,54 juta ton), dan Kalbar (5,28 juta ton).

BACA JUGA :  Memperebutkan Suara Kesukuan di Kalteng

Kontribusi industri sawit ke APBN 2023 mencapai kurang lebih Rp88 Triliun dengan rincian penerimaan dari sektor pajak Rp50,2 triliun, PNBP Rp32,4 Triliun, dan Bea Keluar sebesar Rp6,1 Triliun (data Kementerian Keuangan RI).

Dengan catatan semacam itu, maka Indonesia yang gencar untuk memberikan kontribusi pemanfaatan energi hijau, termasuk dalam penggunaan biodiesel, tentu sangat berharap untuk program persawitan ini terus diperbesar volumenya.

Sebab turunan produk minyak sawit maupun cangkang sawit ini akan terus semakin diperlukan di pasaran global. Bukan hanya margarin, kosmetik, sabun, tetapi sampai BBD itu.

Hal ini yang terus membawa Indonesia tidak dapat ditinggalkan dalam pembicaraan dunia ekonomi internasional. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.