Sering Disamakan Jumat Agung dan Paskah

oleh -
oleh
Sering Disamakan Jumat Agung dan Paskah 1
foto ilustrasi (ist)

Dayak News – Minggu ini kita melangsungkan Pekan Kudus dalam seluruh Gereja-gereja di tanah air Indonesia. Mulai dari Minggu Palma hingga Minggu Paskah.

Meskipun dalam seminggu ini, perlu juga diketahui oleh umat Kristen, bahwa penyebutan “Selamat Jumat Agung” dan “Selamat Paskah” itu tidak pada waktu bersamaan.

Pada hari Jumat Agung (the Good Friday) itu umat Kristen merayakan hari Kurban Salib Kristus, yang membebaskan manusia dari cengkeraman kutuk kematian.

Sedangkan pada Minggu Paskah, sejak subuh umat Kristen merayakan hari Kebangkitan Kristus, sebagai mulainya penciptaan baru.

Beberapa komen yang muncul di laman-laman media sosial, masih mengucapkan “Selamat Paskah” ketika umat Kristen masih merayakan Jumat Agung. Walaupun hal ini memang tidak terlalu salah, tetapi harus diluruskan.

Jumat Agung itu umat Kristen masih sedang merayakan kematian Tuhan Yesus, yang dalam kodrat manusiaNya telah menyerahkan diriNya sebagai kurban berkenan kepada Allah BapaNya yang kekal. Dia yang wafat dalam kodrat KemanusiaanNya itu, agar Dia bisa memasuki pintu gerbang alam maut. Sebab kematian itu yang mau Dia patahkan dan tundukkan dengan kuasa yang ada dalam diriNya.

Sehingga pemahaman iman Kristen itu tidak meyakini bahwa Allah itu dapat mati. Melainkan yang mati itu adalah kodrat manusia dari sang Anak Allah, yaitu Yesus Kristus.

Sedangkan Dia yang dalam kodrat IlahiNya, memang tidak bisa mati. Siapa kodrat IlahiNya, yaitu Aku (Ego) dalam diriNya itu. Maka kodrat IlahiNya itulah yang menerangi alam kubur dan membebaskan para jiwa yang terpenjara di sana dan Iblis dan para pengikutnya.

Dengan demikian, setelah tiga hari, kodrat manusia dari Anak Allah itu lalu bangkit kembali, pada Minggu Paskah. Dia dengan kebangkitanNya itu telah menciptakan pada diriNya sendiri suatu pola manusia baru, yang memperoleh jaminan hidup kekal.

BACA JUGA :  Merajut Amanah Kemanusiaan: Person-Centered Care dan McKinsey 7-S untuk Masa Depan Pelayanan Kesehatan yang Berdaya dan Bermakna

Seperti Rasul Paulus mengatakannya, Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu (1 Korintus 15:17).

Kebangkitan Kristus inilah yang diucapkan oleh umat Kristen pada Minggu Paskah. Diucapkan, sesama umat, “Kristus telah bangkit!” Maka dijawab oleh yang lainnya, “Benar Dia telah bangkit!”

Tuhan Yesus juga mengajarkan, sebelum Dia wafat dan bangkit, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24).

Sehingga dengan kematian benih Kristus ini maka akan tumbuh buah-buah manusia baru yang tidak lagi mati secara kekal, melainkan dibangkitkan sama seperti benih yang tumbuh tadi.

Suatu petikan ucapan imam dari Gereja purba, selesai ibadah Minggu Paskah, dikatakan, “Kiranya Dia yang telah bangkit dari mati, yang telah menginjak-injak maut, menganugerahkan hidup pada yang di kuburan, ya Kristus Allah kami yang benar”.

Memang, peristiwa-peristiwa Jumat Agung dan Minggu Paskah itu tidak terpisahkan. Keduanya bagian integral dari Inkarnasi (“memanusianya sang Firman, sang Anak Allah”). Hanya saja perlu dijelaskan supaya tidak dicampur-baurkan. Hanya selisih dua hari soalnya.

Semoga bisa memberikan pelurusan dan berkat bagi yang ingin mengetahuinya lebih jauh. (Penulis : Christian Sidenden, Redaktur Senior Dayak News)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.