Oleh : Assyifa Maulina Rahmah (Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga)
Dayak News – Keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang melimpah menjadi salah satu keunggulan negara Indonesia. Sumber daya alam seperti tumbuh-tumbuhan menghasilkan banyak manfaat bagi masyarakat, terutama sebagai obat tradisional. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berasal dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral dan campuran bahan lainnya yang digunakan untuk pengobatan secara turun-temurun dengan norma yang berlaku pada masyarakat. Pemberian pengobatan secara tradisional dipercaya oleh masyarakat akan menghasilkan efek samping negatif yang lebih sedikit dibandingkan pengobatan modern.
Penelitian Awal Tanaman Bajakah yang Menjanjikan
Kepercayaan masyarakat terhadap obat tradisional dibuktikan dengan keberhasilan masyarakat Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah dalam penelitian tanaman bajakah yang diyakini berpotensi sebagai obat kanker. Pada 2019, para peneliti yang merupakan siswa SMAN 2 Palangka Raya melakukan penelitian dalam bentuk karya tulis. Dari penelitian tersebut, mereka berhasil meraih mendali emas dalam World Invention Creativity Olympic (WICO) yang diadakan di Seoul, Korea Selatan. Bajakah (Spatholobus Littoralis) berasal dari bahasa dayak yang berarti akar. Pada proses penelitian, tanaman yang berasal dari Kalimantan Tengah ini dihaluskan menjadi bubuk kemudian diberikan pada tikus yang memiliki tumor di kepalanya. Setelah dua minggu, penelitian dianggap berhasil karena bajakah mengandung senyawa alami flavonoid dan saponin yang memiliki sifat antikanker sehingga disimpulkan pemberian tanaman bajakah berdampak pada beberapa hal berikut :
- Menghambat Pertumbuhan Tumor: Ekstrak bajakah dapat memperlambat pertumbuhan tumor atau bahkan menyebabkan tumor menyusut.
- Meningkatkan Kehidupan: Tikus yang diberi bajakah cenderung memiliki usia hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan kelompok kontrol.
- Meningkatkan Sistem Imun: Ekstrak bajakah dapat merangsang sistem imun tubuh untuk melawan sel kanker.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada saat itu memberi tanggapan terhadap penelitian kepada kompas.com melalui via telepon. Ia mengingatkan masyarakat jangan terlalu berharap dengan uji awal seperti itu. Ada banyak penelitian sebelumnya yang menggunakan tanaman tradisional tetapi tidak sampai dengan tahap akhir karena alasan biaya dan risiko karena obat ini berkaitan dengan kanker. Ia juga menjelaskan bahwa uji coba penelitian pada tikus seringkali berbeda dengan uji coba pada manusia dan hasilnya nihil.
Penelitian Tanaman Bajakah Tidak Dilanjutkan
Lima tahun sudah berlalu dari penemuan bajakah yang sangat menggemparkan dan menjadi harapan bagi penderita kanker, tetapi hingga sekarang belum ada penelitian lebih lanjut tentang obat tradisional ini. Faktor biaya dan kemampuan riset menjadi alasan utama mengapa penelitian ini tidak dilanjutkan, mengingat pada saat itu peneliti masih berada di bangku SMA dan belum memiliki ilmu pasti mengenai pembuatan obat. Alasan lain mengapa penelitian tanaman bajakah tidak dilanjutkan adalah :
- Kekhawatiran terhadap eksploitasi hutan Kalimantan Tengah
- Tidak ada risiko komposisi dan peringatan yang jelas
- Bukti penelitian yang terbatas
- Kurangnya minat peneliti karena menganggap tanaman bajakah hanya popularitas sementara
Berdasarkan alasan tersebut, tentu sangat disayangkan tanaman bajakah tidak diteliti lebih lanjut untuk dikenalkan dan dimanfaatkan oleh seluruh dunia. Padahal, tanaman ini berpotensi menyembuhkan kanker yang dipercaya susah bahkan tidak dapat disembuhkan. Pemerintah semestinya mencari bantuan dan berkolaborasi dengan institusi pendidikan untuk bisa melanjutkan penelitian obat tanaman bajakah. Pemerintah juga dapat membuat regulasi serta kebijakan agar tanaman bajakah tidak dieksploitasi dan terancam punah. Para peneliti yang masih berada di bangku SMA juga harus diapresiasi dan terus diberi bimbingan agar dapat memotivasi mereka untuk menghasilkan penelitian selanjutnya.
Harapan Penderita Kanker pada Tanaman Bajakah
Pada awal keberhasilan penelitian, tanaman bajakah menjadi hal yang sangat ramai diminati masyarakat berbagai belahan dunia. Puncaknya pada pertengahan tahun 2019, pemerintah Kota Palangka Raya menghentikan pengiriman tanaman bajakah ke luar kota Palangka Raya. Seluruh paket ekspedisi diperiksa, harga tanaman bajakah juga melonjak tinggi. Banyak orang yang yang memanfaatkan dan berharap pada keberhasilan tanaman ini sebagai obat kanker.
Penelitian tanaman bajakah yang tidak dilanjutkan berdampak pada menurunnya harapan penderita kanker untuk dapat sembuh karena belum ada bukti yang menyatakan khasiat dari obat tanaman bajakah. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akhirnya berkurang karena pemerintah dianggap tidak berhasil membantu penelitian yang berpotensi memperkenalkan sumber daya Kalimantan Tengah.
Referensi :
BPOM. (2022). Buku Saku Obat Tradisional Untuk Daya Tahan Tubuh. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Nastati, Kunti. 2022. AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK KAYU BAJAKAH (SPATHOLOBUS LITTORALIS HASK). Jurnal Surya Medika. 7(2). 45-50.
Pranita, Ellyvon dan Wibawa, Shierine Wangsa. (2019). Siswi SMA di Kalteng Temukan Penyembuh Kanker ? Ini Tanggapan Ahli. https://sains.kompas.com/read/2019/08/12/171900823/siswi-sma-di-kalteng-temukan-penyembuh-kanker-ini-tanggapan-ahli