Oleh : Dany Yuswanto
Kasongan, (Dayak News)– Rumah Sakit Mas Amsyar Kasongan dalam kondisi kosong untuk perawatan pasien Covid-19. Sudah satu minggu kondisi tersebut terjadi hingga hari ini, Minggu, (26/9). Apakah ini tanda tanda pandemi akan berakhir?
Dalam laporan Satuan Tugas Covid-19 yang diunggah melalui portal Kabupaten Katingan menyebutkan, pasien isolasi mandiri (isoman) sebanyak 25 orang. Ini berarti warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 hanya mengalami gejala ringan tanpa memerlukan perawatan lebih khusus seperti masuk rumah sakit.
Walaupun bergejala ringan, tapi penyakit baru ini tidak bisa diremehkan. Banyak kejadian pasien isoman meninggal dunia karena terlambat untuk mendapat perawatan lebih intensif.
Adanya penurunan drastis, bukan berarti pandemi akan berakhir. Sebagaimana data beberapa minggu sebelumnya pasien positif sempat menunjukan angka satu digit bahkan menyentuh angka nol. Namun secara mengejutkan muncul lonjakan hingga mencapai angka dua digit.
Diperkirakan Covid-19 tetap selalu ada. Masyarakat harus bisa membuat adaptasi kebiasaan baru, berdampingan dengan Virus Covid-19. Meningkat atau berkurangnya kasus Covid-19 sangat tergantung kepada masyarakat.
Penerapan protokol kesehatan secara ketat harus menjadi prioritas utama dan menjadikan kebiasaan baru. Selain itu kesadaran bervaksinasi secara pro aktif sangat siginfican terhadap perkembangan penularan Virus mematikan itu.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Katingan dengan menerapkan Work From Home sebesar 75 persen dan Work From Office 25 persen terbukti efektif untuk menekan laju penularan cluster perkantoran. Sebagaimana diketahui, banyak ditemukan kasus baru pada kantor pemerintah di Kabupaten Katingan.
Tuntaskan Vaksin Covid-19 untuk Pelajar
Selain itu, perlu dianalisa rencana lembaga lembaga pendidikan di Kabupaten Katingan membuka kembali pembelajaran tatap muka. Dalam kondisi penyesuaian dengan Virus yang berasal dari Wuhan itu, beranikah lembaga pendidikan melaksanakan pendidikan normal seperti sedia kala?
Belajar dari kasus di Pulau Jawa yang telah menyelenggarakan pendidikan tatap muka, banyak ditemukan kasus baru Covid-19, Cluster Sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan perlu mengkaji hal ini. Jangan sampai kejadian berulang. Kasus Covid-19 melonjak kembali. Ibarat sebuah uji coba, harus ada yang dikorbankan
Kasus berbeda jika sebuah desa di pedalaman dan cukup terisolasi. Disamping positif sangat minim yang sering kita kenal dengan zona hijau, orange. Sarana komunikasinya terbatas. Tanpa mengesampingkan protokol kesehatan, pelajaran tatap muka adalah lazim.
Untuk mengatasi hal di atas, salah satu solusi adalah dengan cara mempercepat vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, ternyata baru 30 persen dari target 120 ribu orang mendapat suntikan. Data tersebut merupakan gabungan warga dari berbagai usia. Kesimpulannya, persentase pelajar yang telah mendapat vaksin sangatlah minim.
Mempermudah prosedur pelayanan dan memperbanyak tempat pelayanan Vaksin.
Data terhimpun penulis, banyak masyarakat kebingungan untuk memperoleh vaksin. Ada peristiwa, warga telah mendaftar di Puskesmas terdekat, tapi pada kenyataannya menunggu berbulan bulan dan sampai kapan?
Kemudahan prosedur layanan, seperti pelayanan vaksin bisa di tempat berbeda, tanpa melihat KTP. Sesuai Surat Edaran Kementrian Kesehatan Nomor HK.02.02/I/1669/2021 tentang percepatan pelaksanaan Covid-19 dapat dilakukan dimana saja tanpa melihat domisili. Pada kenyataannya praktik ini sulit dilakukan. Setiap Kabupaten memiliki implementasi berbeda terhadap aturan itu. Perlu ada sinkronisasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah terhadap ketentuan, sehingga masyarakat tidak dirugikan.
Gerai atau tempat pelayanan vaksin semestinya diperbanyak. Inisiasi pihak Kepolisian dan Kementrian Agama yang menyelenggarakan vaksinasi massal patut diappreasi. Bagaimana dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, apakah cukup di Puskesmas atau Rumah Sakit?
Selain hal diatas, sekolah yang akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka wajib menyediakan sarana pencegahan penularan Covid-19. Seperti pembuatan tempat cuci tangan, penyediaan ruang yang telah steril dan disemprot disinfektan secara berkala dan sarana lainnya.
Demikian tulisan singkat ini dibuat, sebagai bentuk kerisauan orang tua murid ketika anak anaknya akan menghadapi pembelajaran secara luring di tengah pandemi. Semoga bermanfaat.*** (Penulis adalah Kepala Biro dayaknews.com Kasongan)