BERJUANG DENGAN KETERBATASAN MELAWAN KANKER OTOT, WAHYU HIDAYAT DIRUJUK KE RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

oleh
oleh

Palangka Raya (Dayak News) – Setelah sempat viral dijejaring media sosial Facebook dan instagram, Wahyu Hidayat, seorang Bocah berusia 7 Tahun di Palangka Raya yang sedang Berjuang Melawan Kanker Otot, akhirnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Kota Palangka Raya.

Bocah penderita kanker Otot atau Penyakit bernama rabdomiosarkoma atau rhabdomyosarcoma ini diketahui menyerang pada jaringan lunak tubuh seperti otot dan jaringan ikat seperti tendon atau urat ini telah diderita wahyu hidayat sejak 2 tahun belakangan ini.

Anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ngadio (51) dan Salbiah (43) ini diperkirakan sudah selama dua tahun belakang ini menderita penyakit yang menyerang pada bagian lengan kanannya tersebut.

Bahkan Pengobatan demi pengobatan pun sudah ditempuh dengan harapan anaknya tersebut memperoleh kesembuhan dan bisa beraktivitas seperti sediakala lagi.

Saat awak media bersama sejumlah perwakilan dari Kecamatan Jekan Raya, Kelurahan Palangka, Dinas Sosial Kota Palangka Raya dan tim FU Siaga 112 bertandang kerumahnya yang terletak di Jalan Tampung Penyang II Gang II B, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, terpancar raut wajah polos Wahyu Hidayat seraya berbaring diatas kasur didampingi kedua orang tuanya dan juga kakak kandungnya.

Saat dibawa berbincang, Dengan tatapan polosnya menatap langit-langit rumahnya, wahyu hanya bisa menelentangkan tangan kanannya yang diduga terserang kanker otot tersebut.

Bocah yang kerap disapa Wahyu ini juga terpaksa harus behenti sekolah akibat harus menempuh pengobatan dengan bolak balik dari Kota Palangka Raya menuju Kota Banjarmasin dan kembali pulang ke Kota Palangka Raya.

Perwakilan Keluarga yang juga Ketua RT 06 Jalan Tampung Penyang, Ahmad Kholidin Effendy mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, awal mula munculnya penyakit tersebut di saat Wahyu tengah bermain di masjid sekitar rumah saat mengaji di siang hari.

BACA JUGA :  Apakah Buruh Tidak Gunakan Alat Keselamatan?

“Di saat sedang asyik bermain itu, tiba-tiba terjatuh. Tidak lama setelah itu, awalnya terdapat benjolan kecil pada lengan kanannya tersebut,” ungkapnya.

mengetahui adanya hal tersebut, kedua orang tua langsung melaporkan ke pihaknya, lantaran saat itu belum memiliki BPJS Kesehatan sehingga pihaknya menggunakan SKTM untuk merujuk Wahyu ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus guna mendapat penanganan medis.

“Kami warga setempat urunan uang untuk membantu perawatan Wahyu. Saat di rawat di RSUD dr. Doris Sylvanus, pihak medis pun belum dapat mendiagnosa apa penyakit yang dideritanya ketika itu,” paparnya.

Tidak berselang lama, pihak dari RSUD dr. Doris Sylvanus memberikan rujukan kepada anggota keluarga agar Wahyu dapat menjalani perawatan dan kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin dan dengan keterbatasan, Wahyu beserta ibu dan bapaknya berangkat dan berbulan-bulan menjalani penanganan medis di sana.

“Dikarenakan keterbatasan biaya dan jarak tempuh bolak-balik yang cukup jauh serta ditambah kondisi anak yang tidak betah, sehingga diputuskanlah untuk pulang ke kota Palangka Raya hingga hanya menjalani perawatan di rumah menggunakan obat-obat tradisional,” tuturnya.

Sesampainya dikota Palangka Raya dan sampai saat, wahyu menjalani perawatan di rumah itu, Wahyu diberikan ramuan herbal berupa air bajakah.

Dari awalnya hanya menderita benjolan di tangan, tidak lama benjolan itu pecah hingga mengeluarkan cairan darah cukup banyak.

“Tidak lama setelah benjolan pecah tersebut, selama beberapa bulan terakhir ini seperti tumbuh daging pada sekitar tangan kanannya itu dan sepekan terakhir ini mulai mengeluarkan aroma kurang sedap,” ungkapnya.

Dijabarkannya, bahwa berdasarkan informasi yang didapatkan, jika opsi pilihan yang diberikan pihak RSUD Ulin saat itu adalah harus dilakukan amputasi pada bagian tangan kanan Wahyu yang terserang penyakit tersebut.

BACA JUGA :  SATLANTAS SOSIALISASIKAN PROKES DAN CEGAH BALAPAN LIAR

“Syaraf pada tangan Wahyu yang sakit itu sudah tidak berfungsi lagi, sehingga jalan satu-satunya adalah harus diamputasi. Namun ketika itu pihak keluarga sempat menolak, kita juga tidak bisa memaksa. Semua kembali kepada kesepakatan pihak keluarga nantinya seperti apa,” tandasnya.

Sementara itu, Guntoro Ramadhan yang merupakan kakak kandung Wahyu mengungkapkan, terkait pilihan amputasi yang disarankan oleh pihak rumah sakit terhadap adiknya itu, mereka masih mendiskusikannya terlebih dahulu Mengingat ini bukanlah pilihan yang mudah.

“Untuk tindakan amputasi, keluarga masih mendiskusikannya. Namun secara pribadi saya sebagai kakak setuju saja, karena ini semua demi kebaikan adik saya juga,” ungkapnya.

Untuk diketahui, bahwa Wahyu Hidayat kembali dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus guna segera diambil tindakan lebih lanjut. Wahyu dievakuasi menggunakan ambulance FU Siaga Call Center 112 Kota Palangka Raya.

Pada siang itu, di rumah pasien terlihat ada Camat Jekan Raya Sri Utomo, Lurah Palangka Dawit, Perwakilan dari Puskesmas dan Dinas Sosial Kota Palangka Raya selaku Perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Palangka Raya. (AJn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.