PALANGKA RAYA, 1/1/20 (DAYAK NEWS). Bulan Desember 2019 inflasi di Palangka Raya (0,63%). Sementara di Sampit (0,70%). Inflasi gabungan dari Kalimantan Tengah adalah 0,66%. Laju inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2,45% (cukup rendah) di bawah angka nasional 2,72%.
Demikian antara lain, rilis Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalteng, yang diumumkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Yomin Tofri, di kantornya, Kamis (2/1).
Dikatakan, Inflasi di Palangka Raya dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (2,43%), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,65%), dan bahan makanan (0,38%).
Inflasi di Sampit dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (3,78%), makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,43%), dan sandang (0,24%).
Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 72 kota mengalami inflasi dan 10 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Batam (1,28%) dan deflasi tertinggi di Manado (1,88%).
Secara umum di bulan Desember 2019, tarif angkutan udara menjadi pemicu utama terhadap terjadinya inflasi di kedua kota di Kalteng.
Andil tarif angkutan udara di Palangka Raya (0,39%) dan Sampit (0,64%).
Andil rokok kretek filter terhadap inflasi juga cukup tinggi di Palangka Raya (0,12%) lebih tinggi dari Sampit (0,03%).
Telur ayam ras juga turut mempengaruhi terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,04%) dan Sampit (0,05%).
Sementara daging ayam ras justru menjadi penyebab deflasi di Palangka Raya (0,07%) dan Sampit (0,15%). (CPS/BBU).