Palangka Raya (Dayak News) – Seorang calon pebisnis atau pengusaha yang ingin membuka usaha harus memiliki pemetaan (mapping) terhadap lingkungan tempat usahanya nanti dijalankan. Tanpa pemetaan akan buta terhadap penilaian potensi jualan dan sasaran konsumennya siapa.
Mapping ini merupakan bagian dari ilmu intelijen yang menggerakkan jejaring informasi untuk digunakan menilai keadaan dan memutuskan solusi bila ada masalah. Jadi ilmu intelijen itu disebut juga sebagai manajemen informasi. Sangat penting dalam membangun usaha dan juga pekerjaan lainnya termasuk dalam mengelola organisasi.
Hal itu antara lain diungkapkan oleh pemberi materi tunggal Y. Wahyu Saronto, dalam acara Workshop Peran Intelijen dalam Membangun Organisasi yang Efisien dan Efektif, oleh DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kalimantan Tengah, di Blu meeting room Aquarius Boutique Hotel, Minggu (24\9) malam.
Acara ini digagas oleh Bunda Tuty Dau seorang tokoh sepuh di Bumi Tambun Bungai. Diceritakan bahwa kebetulan Bapak Wahyu Saronto sedang ada di Palangka Raya, maka kesempatan ini digunakan untuk membuat acara ini bersama DPD GAMKI yang diketuai oleh Ibu Winda Natalia Saconk.
Hadir diundang dalam acara ini, beberapa tokoh publik dab akademisi seperti Dr. John Retei dan Dr. Sidik M. Usop. Begitu pula dari unsur ormas Himpunan Putera-puteri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Yansen Binti, dari Majelis Agama Hindu Kaharingan Parada dan beberapa orang lainnya. Hadir pula para pengurus OKP Cipayung seperti GMKI, PMKRI, GMNI, dan PMII.
Wahyu Saronto masih bertugas aktif di Badan Intelijen Negara (BIN) dan aktif sebagai penulis buku-buku tentang ilmu intelijen. Dulu semasa aktif di dinas kepolisian Wahyu Saronto pernah menjadi pejabat Kapolres di Barito Utara dan di Kapuas. Jadi ini kunjungan reuni begitulah.
Saronto memaparkan bahwa peran jejaring informasi itu adalah kunci untuk menguasai keadaan dan mengelola wilayah atau daerah binaan. Bisa juga di dalam pengelolaan lapangan usaha.
Hanya saja tidak semua orang bisa atau sanggup bekerja di bidang intelijen karena harus sanggup untuk undercover atau tersembunyi.
Intelijen pada dewasa ini sudah terbantu dengan adanya alat pendukung teknologi komputer dan gadget. Walaupun tetap ada peran personil juga untuk mengendalikan peralatan itu.
Suatu organisasi baik itu negara maupun swasta harus bisa mendidik para personil intelijen supaya bisa efisien dan efektif mencapai tujuannya.(CPS)