Palangka Raya (Dayak News) – Sejak masuknya Musim kemarau disertai dengan fenomena El Nino di Provinsi Kalimantan Tengah tentunya menciptakan kerawanan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Bumi Tambun Bungai
Bahkan, di Mulai dari Bulan Mei 2023 hingga memasuki Akhir bulan Juli 2023 ini, intensitas Kebakaran Hutan dan Lahan semakin meningkat setiap harinya di Provinsi Kalimantan Tengah meskipun beberapa waktu Hujan juga mengguyur dengan intensitas rendah maupun tinggi.

Dari data yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah melalui Pusat Pengendalian Operasi atau Pusdalops BPBD mencatat dalam 24 jam terdapat 47 hotspot di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Berdasarkan data pada Rabu (26/07/2023), dalam sehari tercatat sebanyak 47 hotspot dengan 22 kejadian Karhutla, dan luas lahan yang terbakar 27,783 hektar,” terang Kepala BPBPK Kalteng, Ahmad Toyib.
Sedangkan berdasarkan data sebaran hotspot, di wilayah Kalimantan Tengah yang notabene merupakan lahan gambut sebanyak 1.647 hotspot yang tercatat dalam kurun waktu mulai Bulan Januari 2023 hingga pertengahan Bulan Juli 2023.
“Dalam kurun waktu tujuh bulan tersebut, kejadian kebakaran hutan dan lahan sebanyak 501 kasus Karhutla yang telah terjadi,” paparnya.
Sedangkan Data luasan wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan mulai 01 Januari 2023 sampai dengan 26 Juli 2023, seluas 1264,5025 hektar, Yang mana peningkatan terjadi pada Juni dengan luas 394,8241 hektar dan Juli 570,982 hektar.
Berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran tersebut, hanya wilayah Kabupaten Murung Raya yang masih memiliki zona biru Sedangkan 12 Kabupaten dan 1 Kota lainnya sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan atau masuk dalam zona merah.
“Rata-raya Yang terbakar alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar, sehingga lidah api dengan mudahnya membakar bahan-bahan tersebut dengan cepat.” Ungkapnya.
Melalui kesempatan ini, Ahmad Toyib mengajak seluruh masyarakat bisa berperan aktif dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, serta mengharapkan masyarakat untuk bisa menahan diri tidak membakar lahan pasca dibersihkan.
“Kita terus mengedukasi masyarakat agar stop membakar hutan dan lahan, terkhususnya yang baru saja digarap dan dibersihkan, tidak melakukan pembersihan dengan cara bakar, agar Kebakaran Hutan dan lahan bisa dicegah.” Tutupnya. (AJn)