Palangka Raya (Dayak News) – Kampung Narkoba Puntun yang berada di Jalan Rindang Banua, Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, yang saat ini sudah ditinggal oleh sang Bandar Besar Solihin alias Saleh karena masuk dalam Daftar Pencarian Orang Kejari Palangka Raya ternyata terus aktif.
Bahkan Peredaran Sabu di Kampung Ponton Masih ada dan terus Marak dan itu terbukti dari diamankannya tiga budak penyalahgunaan narkoba oleh Tim PPRC Direktorat Samapta Polda Kalimantan Tengah, pada Kamis (03/08/2023) dinihari.
Tiga pelaku yang berhasil diamankan ini, ialah Hidayat yang kedapatan memiliki sebanyak dua paket sabu-sabu, Ibrahim satu paket sabu dan Predi satu paket sabu.
Atas Perbuatannya tersebut, kini Ketiga lelaki itu terpaksa harus berhadapan dengan aparat kepolisian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut dalam tindak pidana penyalahgunaan narkoba.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa puluhan polisi bersenjata lengkap menggeruduk kawasan yang terkenal dengan sebutan Kampung Narkoba itu. Patroli yang dilakukan ini merupakan operasi rutin yang dilakukan setiap harinya.
Danton PPRC Ditsamapta Polda Kalteng, Iptu Eko Basuki mengungkapkan, bahwa ketiga pelaku ini akan dibawa lebih ke markas komando Direktorat Samapta Polda Kalteng, untuk dilakukan pendataan dan mengambil keterangan awal dari masing-masing pelaku tersebut.
“Untuk tindak lanjutnya, kami akan menyerahkan mereka ke jajaran Satresnarkoba Polresta Palangka Raya guna dilakukan penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut lagi,” katanya kepada awak media, Kamis (03/08/2023) Pagi.
Dijelaskannya, dari pengakuan para pelaku yang diamankn ini, mereka membeli dengan harga yang bervariasi, dimulai dengan harga 200-300 ribu per satu paket narkotika jenis sabu-sabu itu.
Dan dari informasi yang berhasil dihimpun juga, bahwa ketiga pelaku membeli paketan sabu tersebut dari seseorang yang berada di dalam Kampung Ponton.
“Dengan diamankannya tiga pelaku ini, artinya membuktikan bahwa peredaran gelap narkotika di kawasan pemukiman padat penduduk di bantara Sungai Kahayan tersebut masih marak terjadi,” tegas Iptu Eko Basuki. (AJn)