KETUA PSI UFORIA POLITIK

oleh -
oleh
KETUA PSI UFORIA POLITIK 1

Palangka Raya, Dayak News.

Pernyataan politik Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie masalah penolakan Perda Syariah dan Perda Injil dengan alasan intoleransi pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4, hanya karena uforia politik setelah melihat realitas dan masukan tak akurat sehingga issue yang sepatutnya belum layak dipublikasi terlanjur disampaikan dalam forum tersebut, dan memunculkan berbagai tanggapan masyarakat.

Hal tersebut dikatakan calon anggota DPR RI PSI Drs. Saidulkarnain Ishak di Palangka Raya, Kamis terkait pernyataan Ketua Umum PSI tersebut sebetulnya tertinggal jauh dari makna hakiki intoleransi, meskipun dimaklumi pernyataan itu bukan sesuatu yang harus dikata terbuka di tengah situasi politik Indonesia saat ini. Masih banyak issue lain yang lebih relevan sesuai perkembangan politik saat ini.

“Secara pribadi saya memahami bahwa PSI dalam empat tahun terakhir mendapat simpati masyarakat Indonesia. Di sisi lain, jangan lupa ada yang melihat partai ini sebagai lawan. Karena itu, (meminjam tulisan Farid Poniman dkk) bahwa “lawan pesimisme dengan optimisme, dan lawan rasa benci dengan cinta. Jadi jangan lawan orang yang tak suka dengan pernyataan prahara. Itu bahaya,” tambahnya.

Menurut mantan Kepala Biro Antara Provinsi Kaliman Tengah ini, melawan korupsi mustahil dilakukan di warung kopi. Jadi, semua harus disesuaikan. Lawan hoaks dengan sesuatu yang menyejukkan. Api dilawan dengan air, besi lawannya api, fitnah lawan dengan amanah. Jadi, sebetulnya menguntungkan bagi PSI bila logika ini dikelola dengan baik. Kelola apa yang sudah ada, jangan malah mengabaikan simpati rakyat yang semakin meningkat.

Kalau sudah begini, energi terkuras tak bertepi. Pernyataan maaf dari lubuk hati yang dalam bisa mengubah situasi normal kembali. Menarik pernyataan, dan minta maaf itu satria berjiwa muda. Tidak ada untungnya mengeluarkan energi negatif dengan issue sensitif. Minta maaf dengan lapang dada akan melahirkan aura positif. Minta maaf tidak bermakna kalah tersudutkan, malah cenderung mengundang simpatik.

BACA JUGA :  CIUM PANTAT TRUCK, 2 ORANG PEMUDA ASAL GARUT TERKAPAR, 1 MENINGGAL DUNIA DENGAN KONDISI MENGENASKAN

“Saya sendiri memilih mencalonkan diri memilih partai ini karena simpati pada visi misi sesuai hati nurani. Lawan korupsi dan intoleransi. Ini menarik bagi saya karena kedua masalah tersebut tidak sejalan dengan ajaran agama yang saya anut. Masalah intoleransi yang manarik. Islam melarang kencing di sarang semut karena mengganggu kenyamannya. Nah, semut saja tidak boleh diganggu, apalagi manusia,” katanya.

Oleh karena itu, pernyataan Grace Natalie yang tidak mendukung Perda Syariah dan Perda Injil itu terasa tergganggu kenyamanan masyarakat. Sepertinya pernyataan politik tersebut belum waktunya disampaikan PSI, walau relevan tapi momentumnya keliru karena caleg sedang serius berjuang di daerah untuk meningkatkan elektabilas partai ini. Sepatutnya dikesampingkan issue yang belum waktunya disampaikan, katanya.

“Kami sedang berjuang memperkenalkan partai kepada masyarakat merasa terganggu dengan pernyataan politik tersebut. Masyarakat bertanya-tanya, apakah PSI memperjuangkan aspirasi masyarakat seperti ini, secara sepihak atau berpihak terhadap kepentingan bangsa Indonesia atau bagaimana. Kita tidak menginginkan simpati pemilih yang semakin terlihat justru menjadi kelabu,” kata penulis buku “Jurnalisme Modern” yang diterbitkan PT. Elex Media Komputindo group Gramedia tersebut.

Jadi, sejatinya diawali diskusi atau pertimbangan plus-minusnya sebelum suatu pernyataan disampaikan ke publik. Manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, tidak luput dari kesalahan. Namun kalau diawali diskusi dan pertimbangan, akan lebih bermakna. Ini penting agar terhindar dari polemik, yang terkadang penafsirannya berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Sebagai partai anak muda sepatutnya hati-hati, dan jauh dari uforia. (Dayak News/PR/BBU).

No More Posts Available.

No more pages to load.