Palangka Raya (Dayak News) – Dengan lugas dan mengalir khas dialek Papua, Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Kepala BKPM, mengisahkan perjalanan hidupnya dari titik nol hingga meniti karir di jabatan menteri.
Sang Menteri menjadi tamu inspiratif dari Podcast bareng DPD GAMKI dan PP GMKI, Jumat (28/1) sore tadi. Tak kurang dari 350-an cabang di seluruh Indonesia mengikuti acara yang dilakukan lewat aplikasi zoom meeting tersebut.
Bahlil mengisahkan bahwa dirinya adalah bagian dari kisah sukses berorganisasi sejak masih menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Jayapura sekian puluh tahun lalu.
Secara khusus persahabatannya, diakuinya dengan kawan-kawan dari GMKI dan aktif menjadi corong demonstrasi demi demonstrasi di kelompok Cipayung.
Kelompok Cipayung merupakan sebuah kaukus yang longgar dari lima Organisasi Kemahasiswaan yang berdiri sejak awal dekade 1970-an di Cipayung Jabar, yaitu HMI, GMKI, PMKRI, GMNI dan PMII. Hingga sekarang kaukus itu masih berlangsung di pusat dan di daerah di mana ada organisasi-organisasi itu.
Dari situlah, kata sang Menteri ia dididik untuk menjadi pengusaha dari bawah, dengan memanfaatkan kedekatannya pada tokoh-tokoh pejabat dan politisi di Papua. Sebab ia harus memutuskan setelah lulus kuliah mau jadi apa – birokrat, politisi, atau swasta. Dari situlah ia didorong oleh mantan Gubernur Papua Jaap Salossa (senior GMKI) untuk memilih jalur hidup sebagai pengusaha.
Bahlil mengisahkan bahwa modal utama menjadi pengusaha itu harus berani dan jujur. Itulah gunanya keterlibatan kita di organisasi mahasiswa dan Cipayung, karena di situ kita sudah terlatih dalam mengajukan proposal untuk menggerakkan suatu pemikiran.
“Semua alumni Cipayung itu adalah terlahir sebagai pengusaha, yaitu pengusaha PT. Proposal,” demikian gugahnya pada peserta meeting. Tapi itu memang benar.
Sang Menteri kelahiran Bandaneira Maluku itu, juga mengisahkan bahwa jalur kesuksesan dirinya, bukan dalam waktu singkat dan mudah. Penuh liku-liku dan bermodal seadanya untuk bisa masuk ke pusaran top leader baik di HIPMI daerah hingga meraih kursi jabatan Ketua Umum HIPMI pusat tahun 2014 lalu.
“Kita alumni Cipayung, khususnya dari HMI dan GMKI ini, dididik oleh senior-senior untuk sanggup bertahan survive, dimarah-marah, tapi itu semua jangan kita lupakan saat kita sudah berhasil. Jadi tetap rendah hati dan lebih banyak mendengarkan pada para senior, terutama yang setelahnya kasih kamu uang untuk dukung kegiatan.
“Senior-senior itu ada dua, yang kasih ceramah banyak tapi sedikit setornya. Yang kedua tidak banyak pesan tapi setoran lancar,” ujar sang Menteri yang tidak berasal dari jalur parpol itu.
Pada akhir penyampaiannya, Menteri Bahlil berpesan kepada para mahasiswa dan pemuda Kristen dari GMKI dan GAMKI agar selalu ingat apa yang diajarkan dari Alkitab, setialah pada perkara-perkara kecil sehingga kepada mu akan dipercayakan juga perkara-perkara yang lebih besar.
Kita bisa jadi orang pintar dan kaya, tapi jangan pernah menjadikan jabatan dan kekayaan itu sebagai tujuan hidup kita. Tujuan kekayaan dan jabatan itu adalah dengannya kita justru bisa bermanfaat bagi orang lain. Demikian pesan Menteri Bahlil Lahadalia. (CPS)