Musim Hujan Picu Hewan Liar Masuk Area Pemukiman dan Perumahan, Warga Diimbau dan Diminta Lebih Waspada

oleh -
oleh
Musim Hujan Picu Hewan Liar Masuk Area Pemukiman dan Perumahan, Warga Diimbau dan Diminta Lebih Waspada 3
Yustinus Exaudi

Palangka Raya (Dayak News) – Musim penghujan yang sedang terjadi dikota Palangka Raya dalam beberapa hari waktu ini, dapat menjadi salah satu pemicu dampak lingkungan seperti kebanjiran.

Bahkan, akibat dampak dari musim penghujan ini, juga akan berpengaruh pada kehidupan hewan liar. Kerusakan-kerusakan alam yang diakibatkan setelahnya bisa membuat hewan liar kalang kabut, hingga masuk mencari perlindungan ke lingkungan hidup manusia.

Musim Hujan Picu Hewan Liar Masuk Area Pemukiman dan Perumahan, Warga Diimbau dan Diminta Lebih Waspada 4

Hal tersebut tentu menjadi sebuah catatan penting bagi tim Emergency Response Palangka Raya yang memiliki divisi Animal Rescue sejak tahun 2017 lalu karena masuknya hewan-hewan liar ke area pemukiman dan perumahan warga bisa saja berbahaya bagi manusia.

Dijelaskan Yustinus Exaudi, Kabag Ops ERP mewakili Ketuanya, Jean Steve mengatakan adanya Rasa takut manusia saja tidak mungkin dapat mengatasi perilaku hewan yang masuk kedalam area pemukiman dan perumahan warga. Apa lagi, bila tidak tahu harus berbuat apa, lalu justru menyakiti hewan-hewan yang mencari suaka tersebut.

Untuk itu, dalam kesempatan ini, Yustinus Exaudi dengan pengalamannya selama ini ingin berbagi kepada seluruh masyarakat agar mengetahui cara-cara untuk menanggulangi hewan liar yang masuk ke lingkungan sekitar mereka.
Hal yang pertama menurut Nago, sapaan Akrab Yustinus Exaudi yang sangat perlu dipahami adalah hewan liar berasal dari alam bebas seperti hutan dan daerah lain yang tak terjamah oleh kehidupan manusia sehari-hari. Hal tersebut menjadi sebuah prinsip utama dalam bersikap kepada hewan liar, bahwa ada insting berbeda yang terbangun antara manusia dan hewan.

Oleh karena itu, manusia tidak bisa dengan sembarangan dalam memberikan pertolongan kepada hewan yang masuk ke lingkungan hidupnya. Bahkan, jangan pernah berasumsi bahwa hewan liar tersebut membutuhkan pertolongan manusia untuk bisa hidup, apapun jenis dan ukurannya.

“Hal ini bisa menjadi pengecualian jika hewan yang ditemukan sedang dalam masalah yang terlihat nyata, seperti terluka dan meraung kesakitan. Namun, kita tidak bisa langsung serta merta menolongnya. Kita butuh riset dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum memberikan pertolongan. Jangan lupa pula untuk memakai sarung tangan dan perlengkapan keamanan, karena bisa saja hewan tersebut menyerangmu jika merasa terancam.” Diungkapkannya.

Yang kedua, yang terpenting juga yakni disamping menolong dan memelihara hewan liar yang terdampar ke lingkungan hidup manusia, kita tidak dianjurkan berada terlalu dekat dengan hewan liar, karena kehadirannya juga bukan sikap yang bijak. Sikap tersebut akan memberikan dampak pada kekhawatiran dan pengambilan tindakan yang membahayakan hewan tersebut dan juga diri sendiri.

Kemudian, Rasa takut itu hadir karena berpikir bahwa setiap hewan liar akan menyakiti manusia, padahal belum tentu. Apa yang mereka lakukan, adalah ekspresi ketidaknyamanan terhadap kondisi mereka, atau sikap kita sendiri.

Maka dari kasus yang ada ini, kita harus tetap bersikap tenang akibat manusia juga akan merasa takut karena berpikiran hewan liar tersebut berpenyakit rabies ataupun memiliki bisa (racun) yang tinggi Sehingga kita tetap harus waspada dengan memakai sarung tangan dan perlengkapan lainnya.

Dan yang terakhir yang bisa menjadi fokus, urai Nago yakni Sikap terbaik sebelum berhadapan dengan hewan liar yang tersesat adalah dengan mencegahnya, yaitu memahami hal-hal yang mungkin diincar oleh satwa-satwa tersebut hingga bisa masuk kearea pemukiman dan perumahan warga.

“Setidaknya ada tiga aspek penting yang selalu menjadi target hewan tersebut untuk merasa aman: makanan, air dan tempat berlindung. Tiga aspek tersebut harus sangat diperhatikan agar tidak mengundang kedatangan hewan-hewan liar masuk ke Pemukiman dan perumahan warga.” Imbuhnya.

Nago pun berpesan kepada masyarakat jangan sekali-sekali melakukan pergerakan menangani dan mencegah masuknya satwa liar ke lingkungan pemukiman dan perumahan warga akibat rusaknya alam habitat tempat tinggal mereka.

“Yang terpenting dari semua itu adalah peka terhadap kondisi sekitar, termasuk cuaca dan kebersihan lingkungan. Karena, kita tidak bisa menebak kapan terjadinya masalah yang terjadi pada alam, yang seterusnya berpengaruh kehidupan manusia. Dan jika suatu saat warga mengalami hal serupa kami harapkan bisa segera menghubungi tim Penyelamat hewan baik milik pemerintah ataupun swasta seperti Tim Animal Rescue ERP.” Pungkasnya. (AJn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.