Palangka Raya (Dayak News) – Ada hal yang cukup unik terjadi pada malam Perayaan Natal Gereja Toraja jemaat Palangka Raya, Klasis Kaltimselteng, Sabtu (17/12).
Ibadah selama hampir dua jam setengah itu, diiringi dengan musik Etnis Batak, yang menambah kesan kegembiraan dan sukacita Natal itu. Gereja Toraja sendiri telah memulai eksistensinya di Bumi Tambun Bungai sejak dekade 1990-an. Kini jemaat telah beranggotakan tidak kurang dari 100-an kepala keluarga warga perantau Toraja. Mereka ada yang berprofesi sebagai pegawai pemerintah, praktisi pendidikan, sektor swasta, tentara dan polisi.

Dalam khotbah natalnya, Pendeta Barnabas Malangi, STh menekankan tema natal nasional PGI-KWI terambil dari Injil Matius (2:12): Dan pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan yang lain.
Sesungguhnya, orang-orang Majus yang datang dari Timur, dengan upaya dan perjalanan jauh ribuan kilometer, telah mendapatkan hadiah terbesar bagi umat manusia. Tuhan telah datang sendiri melawat umatNya. Kabar keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma, tetapi ada orang-orang yang tidak menghargainya dan bahkan ingin menolaknya, seperti Herodes. Oleh karena itu, tidak ada paksaan, yang menolak dibiarkan, ditinggalkan, dan orang Majus itu pergi ke negerinya melewati jalan lain. Artinya pergi kepada bangsa-bangsa lain yang mau menerima hadiah keselamatan itu.
Perayaan natal Gereja Toraja ini diiringi musik gondang Batak yang merdu bertalu-talu berkolaborasi dengan lagu-lagu khas natal, seperti Hai Mari Berhimpun, Malam Kudus, dan Muliakanlah.
Lagu Malam Kudus pun dinyanyikan dalam empat bahasa, Indonesia, Toraja, Batak dan Dayak. Hal ini sungguh keren dan unik karena lebih mengangkat nilai-nilai persaudaraan umat Kristen dari berbagai latar etnis dan asal usul. Memang di dalam gereja yang berlokasi di Jl. Strawberry Raya bundaran Juang 45 itu, merupakan sebagian warga campuran Toraja-Dayak, Toraja-Batak, Toraja-Jawa dan sebagainya. Hal inilah yang sesungguhnya merupakan pesan kekeluargaan, persaudaraan dan persatuan hakikat natal, seperti yang disampaikan oleh Ketua Panitia Hari Besar Kristen Gereja Toraja, Abdul Simanjuntak, dalam sambutannya.

Pada sambutan lain, Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) wilayah Kalteng, Irbar P. Senobua’, juga memberikan pesan natalnya kepada semua warga Toraja yang ikut hadir, agar kiranya momen kali ini digunakan untuk semakin mempererat dan mengakrabkan warga perantau di Kalteng sehingga dapat menjadi kekuatan dan spirit membangun daerah ini. Hal senada juga disampaikan oleh wakil dari PGI-wilayah, yang memuji kolaborasi perayaan bernuansa etnis ini kiranya perlu terus ditingkatkan dan didukung.
Setelah itu acara ramah tamah, panitia menyajikan makan malam dengan hidangan khas kuliner Toraja, pa’piong duku bai – daging babi dengan sayur mianna dimasak dalam buluh bambu. Marasa tongan mo – sedap, serasa seperti berada di kampung halaman lagi. (CPS)