Palangka Raya (Dayak News) – Sepekan kini telah berlalu, Sejumlah spekulasi san teka teki mengenai pelarian pelaku serta alat bukti pembunuhan pasangan suami istri di Gang Kenanga Jalan Cempaka, Kota Palangka Raya, masih diusut oleh kepolisian.
Peristiwa berdarah pada Jumat (23/09) yang lalu sekitar pukul 23.00 WIB, masih menyimpan berjuta pertanyaan dari masyarakat dan menjad sebuah teka teki misteri.
Belasan saksi yang sudah diperiksa mengenai kasus yang membunuh AY alias Yendi (46) dan FT alias Ati (45) itu. Keterangan satu saksi kunci yakni anak korban masih belum juga menemui dan membuahkan titik terang akan kejadian berdarah tersebut.
Tim gabungan dari Satreskrim Polresta Palangka Raya, Ditreskrimum Polda Kalteng dan Intelmob Satbrimobda juga masih berupaya mengumpulkan sejumlah petunjuk.

Jumat (30/09) Siang hingga Sore hari, Kepolisian gabungan mencari kembali petunjuk dan melakukan penelusuran serta mencari alat bukti yang digunakan pelaku yang tidak diketahui identitasnya ini membunuh korban.
Penyisiran dilakukan anggota pada area yang dicurigai menjadi tempat dibuangnya alat bukti senjata tajam dan beberapa pendukungnya tersebut. Polisi melakukan penyisiran di semak-semak belukar area belakang rumah tetangga korban hingga Kolam ikan yang tepat berada dibelakang rumah korban.
Kasat Reskrim Polresta Palangka Raya, Kompol Ronny M Nababan mengungkapkan bahwa Hal tersebut merujuk pada pelarian MY (17) yang merupakan anak pasutri yang kabur setelah melihat orang tuanya dihabisi oleh pria tidak dikenal tersebut.
“Sebelum ke rumah Ketua RT Berinisial K, warga yang didatangi MY saat peristiwa itu. Ia menjebol tembok pagar sebelah belakang samping kiri rumahnya. Ada Dua balok kayu yang jebol sudah lama tapi setelah kejadian kemarin satu balok lagi jatuh karena dijebolnya.”terangnya.
Pilihan kabur melalui belakang itu dilakukan MY karena terdapat sejumlah rumah warga yang ditinggali. Namun, ia mungkin cenderung memikirkan lari rumah Kilat. Dimana pada saat itu MY melintasi sebuah rumah tetangga yang lebih dekat dan tidak memilih jalur Gang Kenanga yang lebih rapat pemukimannya.
Setelah kabur, menurut informasi MY yang dihimpun kepolisian sempat diikuti dan diintai oleh pelaku ketika melaporkan kejadian itu ke tetangganya, Namun tak lama kondisi pun kembali aman setelah warga berkumpul dan pihak keamanan datang ke tempat kejadian.
Kembali ke malam tersebut, tetangga sebelah rumah korban, Nur (38) mengaku tidak mendengar suara langkah kaki ataupun teriakan apapun. Mungkin itu karena hujan juga cukup deras ketika kejadian.
“Kalau suara-suara gak ada, baru tau waktu warga mengetuk rumah, itupun MY sudah dibawa,” kata Nur.
Nur menjelaskan bahwa Maya kabur melalui belakang, Bukan ke rumahnya yang berada persis ditempat kejadian dimana antara rumah korban dengan rumah saksi Nur ini bersebelahan dan berdempetan.
“Teriak aja enggak. Kalau teriak pasti tahu soalnya saat itu saya sama suami saya masih bangun,” katanya.
Hingga saat ini, kepolisian masih memburu pelaku beserta alat bukti pembunuhan pasutri tersebut. Para tetangga korban juga berharap pelaku cepat ditemukan.
Sementara berdasarkan pantauan dilokasi, opsi pelarian pertama, pelaku kabur secara terang-terangan di gang Kenanga, yang mengarah Jalan Cempaka dan Anggrek.
Opsi kedua dapat melalui tembok sisi kiri Rumah Sakit Advent yang sedang dalam pembangunan. Jalan yang masih semak-semak dan rawa ini dapat tembus ke Jalan Cempaka dan Jalan Diponergoro.
Ketiga, pelaku bisa saja lari mengikuti jalur pelarian MY melapor. Dimana harus melalui pagar seng di samping rumah tetangga korban (sebelah belakang rumah korban) yang memiliki celah dan tembus juga di rumah Kilat. Pelarian tersebut berakhir di Jalan Kenanga tepatnya sebuah gang buntu di depan Gues House Kencana 2.
Tiga opsi jalan tersebut masih diprediksi pantaran minimnya alat bukti Kamera Pengintai atau CCTV yang ada di seputaran lokasi. Sementara itu, pihak kepolisian masih berkomitmen penuh mengungkap kasus pembunuhan yang menewaskan pasutri tersebut. (AJn)