Pulang Pisau (Dayak News) – Puncak rangkaian kegiatan Ekspedisi Kahayan II oleh Comodo Mapala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya (UPR) melakukan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Puncak Ekspedisi yang dilangsungkan selama 11 hari, yang bertepatan dengan perayaan HUT kemerdekaan, dilakukan dengan aksi nyata berupa penanaman seribu mangrove di wilayah Desa Kiapak, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau. Kamis (17/8/2023).
Dalam rangkaian kegiatan Ekspedisi Kahayan II, para peserta melakukan sejumlah kegiatan bermanfaat, termasuk pengarungan Sungai Kahayan, pemetaan wilayah rawan bencana, sosialisasi lingkungan hidup, workshop ecobrick, dan brand audit sampah plastik.
Ekspedisi ini menyediakan kesempatan bagi tim air untuk menjelajahi jarak lebih dari 220 km dari titik awal di Dermaga Desa Tanjung Talio hingga Dermaga Desa Bahaur Hilir. Selama perjalanan, sebelas basecamp menjadi tempat singgah di berbagai desa seperti Tanjung Taruna, Tumbang Nusa, Pilang, Saka Kajang, Gohong, Buntoi, Maliku Baru, Dandang, dan lainnya.
Ekspedisi ini tidak hanya melibatkan petualangan semata, namun juga upaya nyata dalam membangkitkan kesadaran lingkungan.
Sosialisasi lingkungan hidup dilakukan di empat sekolah, mengedukasi para siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Workshop ecobrick diadakan di SDN 1 Bahaur Hilir, sementara audit brand sampah plastik mengungkap berbagai sumber sampah dari perusahaan di sekitar daerah seperti PT Garuda Food Putra Putri Jaya, PT Bandangantirta Agung, dan lainnya.
Puncak acara berlangsung di Desa Kiapak dengan pelaksanaan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang diikuti oleh guru, siswa dari TK hingga SMA, perangkat desa, serta anggota Comodo Mapala FEB UPR, Omawa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPR, Mapala, dan Sispala dari Kota Palangka Raya.
Setelah upacara selesai, dilakukan penanaman 1.000 bibit mangrove di wisata “Si Mangki” yang merupakan bagian dari usaha untuk menangani emisi karbon yang dihasilkan selama ekspedisi.
Cristian David, Ketua Satgas Ekspedisi Kahayan II, menjelaskan, “Penanaman mangrove ini bertujuan untuk mengkompensasi karbon yang dihasilkan selama ekspedisi. Pohon mangrove memiliki daya serap karbon yang tinggi, mampu menyimpan dan menyerap karbon 4-5 kali lebih banyak daripada hutan tropis daratan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan potensi mangrove di DAS Kahayan, khususnya di Kalimantan Tengah, semakin berkembang, dan generasi muda terinspirasi untuk menghijaukan lingkungan.
Kepala Desa Kiapak, Tajudin Nor, berharap bahwa kegiatan semacam ini akan terus berlanjut di masa depan. Ia menyampaikan, “Semoga kegiatan seperti ini dapat diadakan lagi, untuk mempererat tali silaturahmi, dan semoga jumlah penanaman mangrove bisa semakin meningkat di masa yang akan datang.” (PR)