Palangka Raya (Dayak News) – Bagaimana umat manusia bisa hidup tanpa menyampah sama sekali? Rasanya tak mungkin. Tetapi setiap hari di seluruh dunia tak terhindarkan umat manusia menghasilkan bermiliar-miliar ton sampah yang sangat sulit untuk diurai oleh alam jika manusia itu sendiri tidak bijaksana dalam mengelola dan memanfaatkan sampah yang dihasilkannya.
Hal itu dijelaskan oleh penulis buku Bye Bye, Sekali Pakai, DK Wardhani yang karyanya itu ditinjau oleh Perayaan Hari Buku dan Hak Cipta Internasional yang diadakan oleh Perpustakaan Bank Indonesia dan Persatuan Isteri Pegawai BI (Pepebi), Rabu (23/3) melalui aplikasi zoom meeting. Bedah buku Wardhani itu dipandu oleh jurnalis senior Valeri Daniel. Acara dibuka oleh pembina Pepebi ibu Irina Perry Warjiyo.
Setiap hari setiap orang di Indonesia dapat menghasilkan hingga 500 Gram sampah segala jenis utamanya dari jenis sampah plastik (non organik). Inilah yang menjadi masalah karena cara kita mengelola sampah rumah tangga yang mencapai 45 persen dari jumlah total sampah, hanya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Ada banyak cara untuk mengurangi produksi sampah itu. Misalnya dengan menggunakan kemasan-kemasan makanan dan minuman yang masih dapat terus digunakan kembali. Mengurangi penggunaan plastik kresek setiap berbelanja. Atau bisa juga dengan memakai pipet sedot minuman sendiri dari bahan ramah lingkungan yang bisa digunakan terus.
Wardhani menjelaskan bahwa memang tak mungkin kita tidak menyampah. Meskipun produk sampah yang kita hasilkan itu dapat saja dikurangi, didaur ulang atau masih bisa digunakan kembali jika disimpan.
Salah satu metode rumah tangga dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan, dalam buku tulisan Wardhani ada dijelaskan dengan kebiasaan untuk menghitung volume sampah dari berbagai aktivitas dalam rumah. Hitungan ini akan berguna untuk mengetahui sampai sebesar apa volume sampah rumah tangga dapat ditekan seoptimal mungkin. (CPS)
