TIM PKM PASCASARJANA UPR LATIH 6 WIRAUSAHAWAN GUMAS CARA BERPROMOSI ONLINE

oleh -
oleh
TIM PKM PASCASARJANA UPR LATIH 6 WIRAUSAHAWAN GUMAS CARA BERPROMOSI ONLINE 1
KUNJUNGAN - Tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya melakukan kunjungan sosialisasi dan pelatihan promosi melalui media sosial ke kediaman Harmuda, pembuat alat musik tradisional kecapi di Kabupaten Gunung Mas. (Dayak News/Ist).

Palangka Raya, 2/12/19 (Dayak News). Keberadaan dan aktivitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) terus mengalami perkembangan. Sayangnya, para wirausahawaan ini terkendala promosi untuk memasarkan produknya.
Fakta tersebut didapatkan tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya (UPR) yang melakukan kegiatan stimulan di Gumas sejak Oktober-Nopember 2019 tadi.
Sepanjang rentang waktu tersebut, tim yang dipimpin Dr Luluk Tri Harinie SE MM, didampingi anggota Dr Alexandra Hukom SE MSi dan Juma’eh SE melakukan pengamatan, sosialisasi, pelatihan, dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi.
“Kegiatan stimulan PKM ini diselenggarakan Program Pascasarjana UPR sesuai arahan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kami berterimakasih kepada Bapak Rektor dan Direktur Pascasarjana UPR Ibu Prof Dr Ir Yetrie Ludang MP atas persetujuan dan dukungannya terhadap kegiatan kami ini,” terang Dr Luluk Tri Harinie kepada wartawan, Sabtu (30/11/2019).
Ditemui di sela kegiatan Seminar Nasional Pendidikan “Pembelajaran Generasi Milenial yang Berkarakterm” di Luwansa Hotel, Palangka Raya, Dr Luluk mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Transmigrasi Tenaga Kerja Dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Gumas, jumlah UMKM di daerah ini pada 2017 lalu mencapai 3.754 wirausahawan. Rinciannya, 3.417 usaha berskala mikro, 336 usaha kecil, dan 1 usaha menengah.
Dia melanjutkan, berdasarkan analisis situasi di lapangan dan hasil diskusi dengan para pelaku usaha, kendala utama yang dihadapi para wirausahawan Gumas ini adalah promosi produk usahanya.
“Para wirausahawan ini sebenarnya sangat berkeinginan produknya dapat dikenal mudah oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu usahanya dapat bertahan dan semakin berkembang. Namun, untuk melakukan promosi produk, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan mereka tidak mampu untuk mewujudkannya,” kata Dr Luluk.
Dia melanjutkan, berkenaan dengan hasil pengamatan tersebut, tim pelaksana PKM Program Pascasarjana UPR lantas memulai kegiatan pendampingan terhadap enam mitra wirausahawan UKM di Gumas. Mereka, antara lain, Daniel, pemilik home industry kreatif “Anak Lewu”, Harmuda, pembuat alat musik tradisional kecapi, Endang, pengelola usaha fotokopi “Erikson”, Mama Noval, pengelola usaha penjahit “Nayla”, Koleng pengelola toko sembako “Ardim”, dan Oeng Tenun pembuat kerajinan anyaman.
“Kita mencoba melatih kemampuan dan keterampilan mereka dalam membuat promosi produk hasil usaha dengan jangkaun pemasaran yang luas, cepat, dan murah, tanpa mengeluarkan biaya sama sekali,” sebutnya.
Program pendampingan ini diawali dengan sosialisasi dan pelatihan dengan memberikan modul cara penggunaan media online sebagai sarana promosi produk hasil usaha para mitra.
Mereka dilatih menyebarkan informasi tentang produk melalui penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan konsumen.
Jaringan dalam media sosial ini merupakan bentuk baru dari dialog antara “consumer to consumer” dan “business to consumer” yang memiliki implikasi besar terhadap pemasar. Dari tool (alat) tersebut kemudian di-share melalui aplikasi chatting pada aplikasi media sosial whatsapp.com.
Menurut Luluk, pemasaran dengan media sosial ini memungkinkan wirausahawan membangun hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan strategi pemasaran tradisional. Mereka juga dapat membuat interaktif digital promosi produk usaha sesuai keinginannya.
“Dan tak kalah penting, cara promosi demikian tanpa mengeluarkan biaya promosi sama sekali. Yang diperlukan hanya kreativitas dari para wirausahawan dalam membuat gambar-gambar dan kata-kata yang mudah dipahami, sehingga menarik minat masyarakat untuk membaca dan memahami pesan yang dibagikan melalui aplikasi chatting pada media sosial,” ujarnya. (Sar/BBU).

BACA JUGA :  INFASTRUKTUR MASUK PRIORITAS BAGI BUPATI GUMAS JAYA S MONONG

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.