FSPGL KECEWA, DLH TIDAK TEPATI JANJI

oleh -
oleh
FSPGL KECEWA, DLH TIDAK TEPATI JANJI 1

Palangka Raya, 30/8/2020 (Dayak News). Berdasarkan  hasil aksi Forum Sempekat  Peduli  Gunung Layung  (FSPGL)  Tanggal  14 Agustus  2020 di Kantor  Dinas  Lingkungan   Hidup  Kabupaten  Kutai  Barat  bahwa  DLH berjanji  akan  membentuk  Tim terpadu  bersama  FSPGL  melakukan  sidak  kelapangan   setelah  tanggal  17  Agustus  2020 yang dipimpin langsung  oleh Asisten II Bupati  Kutai  Barat.

Ternyata  janji  ini tidak  ditepati, FSPGL  tidak  dilibatkan saat sidak dilapangan dan malah tim terpadu  melibatkan  pihak  PT.  Kencana  Wilsa saat sidak, sehingga hasil  sidak  tidak menghasilkan apa-apa dimana pelanggaran yang akan  disampaikan  dilapangan  tidak bisa diperlihatkan, sehingga terkesan  adanya  pembiaran   pelanggaran/illegal   minning, hal ini disampaikan FSPGL dalam rilisnya yang diterima Dayak News, Minggu (30/8/2020).

Saat sidak  tersebut  sesuai  dengan  janji akan  melibatkan  pihak  Dinas PU dan  Tata Ruang  untuk melihat  pelanggaran   dari  sisi Tata  Ruang (RTRW) Kutai  Barat  tidak  dilibatkan  sama  sekali  padahal dari  Tata  ruang  inilah yang  paling  menentukan   sesuai  apa tidak  lokasi  tambang  PT.  Kencana Wilsa Tersebut.   

FSPGL KECEWA, DLH TIDAK TEPATI JANJI 2

Dan  berdasarkan   basil  pertemuan/Hearing    yang  difasilitasi   oleh DPRD Kabupaten   Kutai Barat  Nomor:    170/4990/DPRD-KBNW2020     tanggal  13  Juli   2020   dengan   agenda  Rapat   Dengar Pendapat  Umum/Hearing yang dihadiri    oleh  DPRD  Kabupaten  Kutai  Barat,  SDA  Setkab  Kutai  Barat, Dinas   DPMPTSP,    Dinas  Lingkungan     Hidup,   PT.   Kencana   Wilsa,   Petinggi  dan  Forum  Sempekat Peduli  Gunung  Layung  dan Berdasarkan Berita  Acara  Hasil  Hearing  Hari Rabu Tanggal  22 Juli 2020 yang isi kesimpulan/hasil Rapat sebagai berikut:

1.   PT.  Kencana  Wilsa sedang memproses  pengurangan areal ijin tambang;

2. Gunung  Layung  tidak termasuk  areal yang akan ditambang;

3.    Pihak perusahaan  bersedia  mentaati  semua aturan berkaitan  dengan kegiatan  pertambangan;

4.    Areal tambang  321  Ha di  Kampung  Muara  Asa;

BACA JUGA :  TERDAKWA KASUS TIPIKOR PENGADAAN SERAGAM SEKOLAH TERANCAM 20 TAHUN PENJARA

5.    Perusahaan  harus melakukan  sosialisasi  enclave lahan yang tidak mau dilepaskan;

6.   Pihak perusahaan  PT.  Kencana  Wilsa membuat  kesepakatan  untuk tidak menambang  didaerah yang tidak  diperbolehkan    oleh   Masyarakat;

7.   PT.  Kencana Wilsa harus merevisi  Amdal yang ada.

Dan  berdasarkan   beberapa   fakta  penting  telah  disampaikan   pihak Dinas  Lingkungan   Hidup  (DLH) Kutai Barat  bahwa  benar  memang bahwa  Ijin Jalan  Tambang  sampai  saat ini tidak ada dasar  Hukum sehingga   DLH  tidak   berani  mengeluarkan    ijin  dan merekomendasikan ke DMPTSP   untuk   tidak menerbitkan  Ijin Lingkungan  jalan  tersebut  karena  sesuai  dengan  Perda  RTRW  2011 2031   Kabupaten Kutai  Barat  Nomor  32 Tahun  2013  dan Perda  Nomor  1   Tahun  2016   RTRW  Provinsi  Kaltim  2016- 2036 bahwa  kawasan  yang ditambang  adaJah masuk daJam  Zona Tanaman  Pangan dan Holtikultura.

Serta  ditambahkan   oleh   Dinas   Penanaman   Modal   dan  Pelayanan   Terpadu   Satu  Pintu    (DPMPTSP) Kabupaten  Kutai  Barat  bahwa jika Perusahaan  PT.  Kencana  Wilsa   melanggar  ijin  Lingkungan   maka ljin  Perusahaan  PT.  Kencana   Wilsa  bisa  dicabut  dan  dikenakan  sanksi  sesuai   dengan  peraturan  yang berlaku.

Keberatan  dan penolakan  Forum  Sempekat  Peduli  Gunung  Layung  yang terdiri dari Kampung  Ongko Asa, Pepas  Asa,  Geleo  Asa dan Geleo  Baru sangat  beralasan  karena  sejak  awal  tidak pernah  dimintai persetujuan jika wilayah  Kampung  Ongko Asa,  Pepas Asa, Geleo Asa dan Geleo Baru boleh atau tidak di  tambang.   

Atas  terbitnya  SK  IUP  PT.Kencana   Wilsa yang  masih   mencantumkan nama  Kampung Kampung  Ongko  Asa, Pepas  Asa,  Geleo  Asa dan  Geleo Baru  maka  sangat  beralasan   agar  aktifitas tambang  dihentikan sampai nama  Kampung  Kampung  Ongko Asa, Pepas  Asa,  Geleo  Asa dan  Geleo Baru benar-benar tidak ada dalam SK IUP tersebut. (PR/Den)

BACA JUGA :  MUTASI DI POLRES KUBAR SESUAI DENGAN TELEGRAM KAPOLDA KALTIM DAN PEJABAT BARU SEGERA MENYESUAIKAN SERTA MELAKSANAKAN KEBIJAKAN KAPOLRI

Responses (2)

  1. Pihak pemerintah / instansi dinas terkait secepatnya memfasilitasi permohonan warga yang tidak memberikan lahan pribadi untuk ditambang, incelave lahan warga yang menolak lahan pribadinya menjadi tambang batubara.
    Membuat perjanjian kesepakatan melalui AKTA NOTARIS

  2. Pihak pemerintah / instansi dinas terkait secepatnya memfasilitasi permohonan warga yang tidak memberikan lahan pribadi untuk ditambang, incelave lahan warga yang menolak lahan pribadinya menjadi tambang batuba kepada PT. Kencana Wilsa dengan
    Membuat perjanjian kesepakatan melalui AKTA NOTARIS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.