Kuala Kapuas, 13/7/2020 (Dayak News). Stunting hingga saat ini masih menjadi perhatian bersama karena dampaknya cukup banyak, diantaranya akan membuat tubuh sulit tumbuh dan pendek (kerdil), mempengaruhi peningkatan resiko kesakitan, terhambatnya perkembangan otak, kurangnya pengetahuan, minimnya prestasi belajar dan pendeknya periode bersekolah.
Nah untuk Kabupaten Kapuas sendiri, hingga saat ini masih terdata sebanyak 2.480 orang balita mengalami stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, Apendi, mengatakan jumlah balita di Kabupaten Kapuas saat ini ada sebanyak 22.990 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 18.089 atau 79 persen balita berdasarkan pengukuran berat dan tinggi badannya dimana hasilnya sebanyak 2.480 orang balita atau 13,7 persen mengalami stunting.
“Jadi, kita melihat angka stunting kita itu dengan menggunakan elektrolik pencatatan pelaporan berbasis gizi masyarakat,” katanya Apendi.
Jadi lanjut Apendi, kisarannya adalah 79 persen dari jumlah total balita yang kita coba ukur berat badan dan tinggi badannya hasilnya adalah yang stunting sebanyak 2.480 atau 13,7 persen.
Angka stunting tersebut, terang Apendi, adalah merupakan data riil by name by adrees dari seluruh puskesmas di Kabupaten Kapuas bulan Februari 2020.
“Itu data riil dari puskesmas, artinya angka stunting kita sudah turun dari sebelumnya 41,2 persen di tahun 2018 turun menjadi 13,7 persen sampai bulan Februari 2020,” ujarnya.
Apendi memperkirakan angka stunting tersebut akan terus menurun sehubungan adanya program ketuk pintu sehat cegah stunting (Ketupat Kuning) yang digalakan oleh Dinkes Kapuas.
“Bulan Agustus nanti semua balita akan kita coba ukur lagi sampai seratus persen dimana nanti hasilnya akan kelihatan,” pungkasnya.(SR/Cun/Den)