Kasongan, (Dayak News) -Asisten II Setda Kabupaten Katingan, Ahmad Rubama mengkritisi beberapa program pembangunan yang menurutnya gagal. Hal itu dikemukakannya ketika memimpin acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Pulau Malan, Rabu (9/2)
Pengadaan bibit sapi, kata dia, salah satu program “gagal” memberikan hasil bagi warga Katingan. Sejak tahun 2002 pengadaan sapi terus diadakan, tapi ia belum pernah mendengar Kabupaten Katingan berswasemba daging sapi. Semuanya harus didatangkan.
“Jika dihitung sudah berapa sapi yang ada di Katingan. Itu cukup untuk swasemba daging,” jelasnya.
Kegagalan tersebut rupanya terendus Komisi Pemberantasan Korupsi. Kini pengadaan bibit ternak itu dilarang oleh lembaga anti rasuah tersebut.
“Memang ada surat dari KPK terkait larangan pengadaan bibit sapi di Kabupaten Katingan,” tegasnya.
Ahmad Rubama juga menyorot pengadaan mesin jahit beserta pelatihan bagi tamatan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan melalui Balai Latihan Kerja. Menurutnya, pengadaan mesin jahit terus diadakan dari tahun ke tahun dan terkesan mubazir. Tapi pada kenyataannya bordir pakaian dan menjahit baju dinas saja masih tetap dilakukan di Palangka Raya.
“Ya kan Pak Amirun, Pak Toni. Coba lihat merk dibalik bajunya pasti bukan dari penjahit Kasongan. Betulkan Bapak Ibu,” sindirnya yang langsung dijawab iya oleh peserta yang hadir.
Terkait usulan itu, Asisten II berharap Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi melakukan koordinasi terlebih dahulu. Tujuannya agar kegiatan memberi manfaat untuk masyarakat.
“Seperti pelatihan tukang kayu itu perlu dipikirkan, bahan diperoleh darimana? Apakah tidak lebih baik memberi pelatihan ketrampilan tukang rangka baja, bahannya sudah jelas ada,” tukasnya. (Dan)
